Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati

 

Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati

Kebijaksanaan sejati datang dari hubungan mendalam antara murid dengan guru. Dalam kesabaran serta ketulusan, kita bisa memperoleh guru sejati. Jangan mencari, tapi persiapkanlah diri agar ditemukan, karena guru sejati akan datang, saat kita siap menerima ajarannya.


Tulisan kami kali ini adalah, untuk memberikan wawasan mendalam, mengenai pentingnya hubungan murid, serta guru dalam perjalanan spiritual. Dalam blog ini, terkandung berbagai kisah inspiratif, serta ajaran yang menggambarkan betapa krusialnya kesiapan, ketulusan, dan pengabdian, ketika murid mulai belajar dari seorang guru. 

Semoga setiap artikel di blog kami memotivasi pembaca untuk mengeksplorasi aspek spiritualitas yang otentik. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar, atau berlangganan untuk mendapatkan pembaruan terbaru dari kami. Terima kasih atas kunjungan Anda.


Selamat membaca!

Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati

Menanti Kedatangan Guru Spiritual Sejati

Banyak orang datang kepada kami, dan mengatakan, bahwa mereka ingin mencari seorang guru spiritual, sedangkan kami selalu menekankan kepada mereka, bila memiliki bhakti sejati, cinta spiritual sejati, juga pengabdian, maka guru secara otomatis akan mendatangi Anda, tidak perlu keluar mencarinya. 


Tidak perlu mencari, tapi Anda harus sabar menunggunya, hal ini seperti kisah mengenai ChangDev, atau Changa Deva Maharaja, beliau adalah seorang pertapa legendaris yang menunggangi harimau, serta menggunakan ular kobra sebagai lasonya. Dimana beliau harus menunggu seribu empat ratus tahun, agar bisa bertemu dengan gurunya. Dalam Setiap seratus tahun kematian, yang akan menjemputnya, beliau akan masuk ke dalam samadhi untuk menghindarinya. 


Setelah seribu empat ratus tahun, Changa Deva akhirnya bertemu juga dengan gurunya, yang merupakan saudara perempuan Jnaneshwar, juga masih  berusia empat belas tahun, bernama MuktaBai. Sayangnya, bila Anda sendiri bukanlah seorang pertapa hebat seperti ChangDev, mungkin tidak tahu kapan bisa bertemu, atau bahkan mengenalinya ketika beliau menemui Anda.


Sementara sambil menunggu kedatangannya, lakukanlah apa yang bisa dilakukan untuk memperoleh kemajuan. Di samping itu, pertama-tama Anda harus siap untuk diajar. Tapi bisakah dengan jujur mengatakan kepada diri diri sendiri untuk diajar? 

Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati

Murid Yang Belum Siap Untuk Diajar

Ada salah satu teman dari guru, memohon agar guru senior kami untuk menjadikannya murid. Namun guru senior mengatakan kepadanya, “Saya tidak berani melakukan hal itu, karena begitu menjadi murid saya, Anda harus melakukan semua yang saya perintahkan. Bila melakukan kesalahan, maka Anda akan dianggap bersalah atas guru droha (ini semacam pelanggaran, atau pengkhianatan terhadap guru), tentu saja hal tersebut bisa menghancurkan Anda. Jadilah pemujaku selama dua belas tahun, setelah pada akhir masa itu, bila saya merasa Anda siap, maka akan menerima Anda sebagai muridku.”


Namun sejauh ini, hal tersebut masih belum terjadi, dan kami belum mendapatkan kabar dari mereka. Namun anehnya, guru senior mau mengajar seorang tabib ayurweda, dimana beliau menyuruhnya untuk mencari sendiri salagrama, dari jenis yang dikenal sebagai Lakshmi janardana, lalu menyembahnya. 


Tapi tabib tersebut menjawab, "guruku, Anda tahu berapa lama waktu dibutuhkan beribadah, menggunakan salagrama dengan benar,” hal ini menyiratkan, bahwa tabib tersebut adalah orang yang sangat sibuk. “Berikan saja saya mantra untuk diulangi, karena bila tidak, maka saya harus memuja salagrama, selalu bersamaku kemanapun saya pergi.” 


Seperti selalu guru katakan kepada kami, dia lupa bahwa murid tidak mendiktekan persyaratan belajar kepada seorang guru, terutama kepada seseorang pertapa seperti guru senior kami.

Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati

Harus ada beberapa alasan bagus, mengapa Guru senior kami, menginginkan sang tabib memuja shalagrama, tapi sayangnya dia hanya memikirkan kenyamanannya sendiri. Sedangkan disisi lain ia bertanya kepada Guru senior mengenai cara, agar langkah spiritualnya juga bisa maju, namun mengatakan, tidak punya waktu untuk melakukannya dengan benar. Disini bisakah kita mengukur ketulusannya? 


Guru senior tetap diam, pada keesokan harinya beliau meminta tabib  tersebut untuk menyiapkan obat, untuk seorang anak penderita penyakit epilepsi, obat tersebut membutuhkan madu, serta ghee, dengan jumlah sama. Tapi tabib tersebut mulai keberatan lagi “Tetapi guruku, Ayurweda melarang mencampurkan madu, dan ghee dengan jumlah yang sama." 


Guru senior menunjukkan kesabaran luar biasa, lalu menjawab, “Resep ini juga berasal dari para Rsi, tolong lakukan seperti yang telah mereka sampaikan. Selain itu, ada ramuan lain dalam obat, yang akan menghilangkan efek racun dari kombinasi tersebut, yang mengubahnya menjadi nektar. Apakah Anda tahu apa itu racun, dan apa itu nektar? Lakukan saja apa yang saya perintahkan.” 


Sekarang pembaca bisa melihat garis besarnya? Kadang-kadang, bahkan ketika seorang guru, ingin memberikan suatu pengetahuan kepada seorang “anak”, mereka menolak untuk mempelajarinya. Kita tidak akan pernah mendapatkan hasil apapun, bila selalu berdebat dengan seorang guru, khususnya dengan seorang pertapa, dimana kehidupannya selalu merantau seperti Guru senior kami. 


Lalu apa yang harus dilakukan guru terhadap murid seperti ini? Tidak diragukan lagi, mendapatkan guru sejati merupakan berkah besar, sedangkan memperoleh murid sejati merupakan berkah yang jauh lebih besar lagi, contohnya seperti pada kisah Nagarjuna.

Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati

Kisah Nagarjuna Memperoleh Pengetahuan Alkimia

Ketika Nagarjuna ingin mempelajari alkimia, dia memperoleh seorang guru dan menjadi muridnya. Guru menugaskan Nagarjuna ke ruangan yang bersebelahan dengannya. Selama beberapa hari, Nagarjuna mengerjakan berbagai sadhana pendahuluan. 


Hingga pada suatu malam saat dirinya hendak tidur, Nagarjuna mendengar suara aneh berasal dari kamar gurunya. Batinnya bertanya-tanya apa itu? Dia lalu menatap dinding dengan heran, kemudian tiba-tiba menyadari bahwa disana ada lubang kecil. Keingintahuannya alaminya dengan cepat mengalahkan rasa bersalah, karena memata-matai sang guru, dan dia menaruh perhatian pada lubang tersebut. 

Di dalam ruangan  sebelahnya, Nagarjuna melihat gurunya sedang sibuk mengoleskan semacam pasta ke kakinya. Setelah selesai, dia memegang tongkatnya, dan melesat terbang keluar jendela. Nagarjuna tertegun sejenak, tapi kemudian pikirannya mulai bekerja lagi, bertanya-tanya bagaimana dia bisa mempelajari trik tersebut?


Dia tahu, bila menanyakan pertanyaannya itu secara langsung pada gurunya, tentu tidak akan membuahkan hasil, jadi dia harus memikirkan rencana tepat, bila ingin mendapatkan pengetahuan mengenai pasta tersebut. 

Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati


Tiba-tiba, ide cemerlang muncul dibenaknya. “Dia menunggu beberapa jam sampai gurunya kembali, setelahnya menunggu satu, atau dua menit, untuk membiarkan lelaki tua itu mengatur napasnya, segera dia bergegas keluar dari kamarnya, lalu mengetuk pintu kamar gurunya dengan lembut. Ketika pintu terbuka, Nagarjuna menjelaskan, “O guruku, saya telah diliputi keinginan untuk segera melayanimu. Tolong izinkan saya membersihkan debu dari kaki Anda.” 


Guru itu memandang Nagarjuna dengan hati-hati, kemudian dengan sungguh-sungguh menyetujuinya. Beliau tentu saja sudah menduga hal ini, bila tidak, kenapa dia dengan sengaja membuat lubang di dinding, dengan tujuan agar Nagarjuna bisa mengintipnya?  Karena ingin melihat, seberapa besar inisiatif dimiliki anak itu, dan dia senang dengan apa yang dilihatnya sekarang. 

Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati

Tapi lelaki tua itu tidak ingin Nagarjuna mengetahui perasaannya, jadi dia berusaha menahan pujiannya. Setelah membasuh seluruh kaki gurunya, Nagarjuna kemudian membungkuk rendah, lalu segera kembali ke kamarnya, tempat dia berusaha sekuat tenaga mengetahui komposisi dari salep terbang tersebut. 

Dia mencicipi air bekas  cucian kaki itu berulang kali, dan akhirnya memutuskan, mampu mengidentifikasi salah satu bahannya. Malam berikutnya dia kembali menunggu dengan tidak sabar di ujung lubang, dan akhirnya, pergilah sang guru! Sekali lagi, dia membasuh kaki lelaki tua itu, lagi-lagi dia mengecap, dan mengecap. 


Akhirnya, setelah bermalam-malam lamanya, dia merasa yakin telah mengetahui resepnya. Hingga suatu malam Nagarjuna sendiri membuat pasta, mengoleskannya sendiri pada telapak kakinya, lalu dia berjalan ke jendela, dan—dia terbang! Sayangnya dia tidak mengetahui seluruh formulanya dengan benar, sehingga tidak bisa melayang terlalu jauh. Dia jatuh dari langit, dan membuat salah satu kakinya patah saat mendarat.

 

Nagarjuna akhirnya menghabiskan sisa malam itu di luar, hatinya bertanya-tanya, apa yang akan dikatakan gurunya ketika kabar tentang perjalanan ini sampai kepadanya. Tapi dia tidak perlu khawatir, setelah ditemukan keesokan paginya, gurunya secara pribadi mendatanginya dan berkata, “Dari semua muridku, hanya kamulah satu-satunya yang pernah mencoba menemukan rahasia pasta itu. Anda layak untuk diajar.”


Seorang guru sejati selalu memberikan tantangan kepada murid-muridnya, sebagai batu ujian. Kadang-kadang seorang guru akan memberikan muridnya sebuah Siwa Lingga terbuat dari kristal, atau, bila dia adalah seorang guru spiritual yang sakti,  maka akan memberikan yang terbuat dari merkuri dipadatkan, lalu menyuruh muridnya, memasukkannya ke dalam mulut, tepat di atas langit-langit.  


ini adalah cara untuk bertapa, yang akan membatasi murid dalam banyak hal. Misalnya, selama Siwa Lingga masih berada didalam mulut, sebaiknya jangan berani berbohong,  karena tubuh murid bisa terbelah menjadi dua bagian. Selain itu juga mampu akan melihat segala keterbatasan dengan cepat, namun bila gagal akan mati. Jadi jangan pernah mencoba hal-hal diluar kemampuan, sampai Anda benar-benar yakin mampu mencapainya.

Rahasia Menemukan Guru Spiritual Sejati

Kesimpulan

Banyak orang datang memiliki keinginan menemukan seorang guru spiritual, tetapi sesungguhnya bila seseorang memiliki bhakti sejati, cinta spiritual, serta pengabdian tinggi, maka guru akan datang dengan sendirinya. Tidak perlu mencarinya, namun terpenting adalah, kesiapan, serta ketulusan, dalam menunggu. Seperti kisah Changa Deva Maharaja, beliau menunggu seribu empat ratus tahun, agar bisa bertemu gurunya, selain itu kita juga harus siap, menerima ajarannya saat beliau datang.

Menjadi murid, bukan hanya mengenai menemukan guru, tetapi juga tentang kesiapan diajar. Dalam proses ini, seseorang harus siap untuk mentaati perintah guru tanpa syarat, seperti digambarkan dalam berbagai kisah spiritual. Seorang guru sejati mungkin memberikan tantangan, atau ujian, guna mengukur ketulusan, serta kesiapan muridnya. Sebagai contoh, seorang guru menyuruh muridnya, menyembah salagrama, atau melakukan sadhana tertentu, sebagai bentuk disiplin, juga pengabdian.

Tantangan tersebut bukanlah untuk menyulitkan sang murid, melainkan memurnikan, serta memperkuatnya. Seperti kisah Nagarjuna, dengan penuh semangat, serta inisiatif, berusaha mempelajari rahasia dari gurunya, seorang murid sejati harus memiliki dedikasi, serta ketekunan yang sama. Guru sejati akan mengarahkan muridnya ke jalan yang benar, namun murid juga harus siap belajar, juga menerima tantangan tersebut.

Penting untuk diingat, bahwa seorang guru sejati tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menguji, serta membimbing muridnya mencapai kemajuan spiritual sejati. Mendapatkan guru sejati adalah berkah besar, namun menjadi murid sejati, dan siap diajar, merupakan berkah lebih besar lagi. Dalam perjalanan spiritual, kesediaan untuk belajar, ketulusan hati, serta pengabdian tulus, merupakan kunci utama mencapai kedalaman spiritual, juga kebijaksanaan sejati.


Post a Comment

0 Comments