Kesadaran Rasa: Pengaruh Enam Rasa terhadap Tubuh dan Pikiran

Setiap rasa mampu mempengaruhi tubuh dan pikiran. Manis menenangkan, Asam memicu iri, Pedas membangkitkan kemarahan. Disisi lain Pahit, Pedas, dan Sepat meningkatkan Vata, sementara Manis, Asam, dan Asin meningkatkan Kapha. Melalui keseimbangan rasa, kita menentukan kesehatan fisik serta emosional.

Makanan tidak hanya mempengaruhi tubuh secara fisik, tetapi juga emosi serta kesadaran. Enam rasa—baik Manis, Asam, Asin, Pedas, Pahit, dan Sepat—memiliki keunikan efek terhadap Tiga Dosha: Vata, Pitta, dan Kapha. 


Tulisan kali ini menjelaskan bagaimana setiap rasa bisa memberikan efek memabukkan, mempengaruhi emosi, bahkan mengubah kesadaran manusia. Dari kepuasan rasa Manis hingga ketidakpuasan rasa Pahit, kita akan mengeksplorasi, bagaimana keseimbangan rasa dalam makanan, turut mempengaruhi kesehatan fisik, mental, erta emosional kita. Mari kita pahami bagaimana selera, mampu membentuk kehidupan kita.

Pengaruh Rasa Terhadap Tiga Dosha 

Tahukah Anda, bahwa sebenarnya semua Rasa, bisa digunakan sebagai zat memabukkan. Manis, misalnya, adalah obat sangat populer di masyarakat; mereka menggunakannya untuk memperoleh rasa puas. Beberapa masyarakat memabukkan dirinya melalui rasa iri, berasal dari rasa Asam atau sifat mudah tersinggung dari rasa Pedas, sedangkan beberapa individu, bahkan mungkin menggunakan rasa Pahit, serta Sepat, untuk memuaskan dirinya sendiri. Kita semua telah menggunakan makanan untuk mengubah kesadaran tanpa di sadari, dimana semua perubahan tersebut mempengaruhi tubuh melalui Tiga Dosha:

  • Manis, Memberikan efek kepuasan intens tetapi meningkatkan Kapha, secara alami akan membuat individu lambam dan puas, mendinginkan kemarahan akibat Pitta, juga meredakan ketakutan Vata.
  • Asam, Memberikan efek iri hati serta meningkatkan Kapha, ketika rasa iri terhadap keberhasilan orang lain, justru mendorong seseorang, untuk semakin berpegangan erat terhadap barang-barang miliknya sendiri. Bila tidak, maka Pitta akan meningkat, karena kecemburuan bisa bermutasi menjadi kemarahan, atas perlakuan buruk telah dirasakannya dalam hidup ini. Tetapi iri hati bisa membantu mengurangi Vata, melalui fokus, serta memanaskan kesadaran individu.
  • Asin, memberikan efek hedonisme serta meningkatkan rasa puas diri, selama individu berusaha menuruti hawa nafsunya, dimana akan meningkatkan Kapha. Tetapi bisa meningkatkan amarah membara dari Pitta, setiap kali ada halangan terhadap pemenuhan rasa kepuasannya, bahkan bisa menurunkan Vata, melalui cara meredakan ketakutan atas ketidakmampuannya (menuruti hawa nafsu dengan benar).
  • Pedas, meningkatkan Pitta secara aktif dengan meningkatkan aliran hormon, serta cairan pencernaan, sehingga lebih mudah dicerna, juga menunjukkan kemarahan. Mampu meredakan Kapha dengan mengurangi kepuasan diri, juga meredakan Vata untuk sementara waktu melalui fasilitas ekspresi emosi terpendam. Namun, penggunaan jangka panjang, Pedas bisa meningkatkan Vata dengan menguras organ, serta kelenjar. Ini bisa "mengeringkan individu," membatasi kemampuannya memproyeksikan agresi, atau ketidak bahagiaannya ke luar.
  • Pahit, adalah terbaik dari semua Enam Rasa. Hanya dengan jumlah kecil, Pahit membantu menyeimbangkan rasa lainnya dalam tubuh. Dengan cara sama, seperti ketidakpuasan ringan terhadap diri sendiri, atau situasi mendorong individu untuk berubah, Pahit mampu melebarkan saluran terlalu sempit (sehingga mengurangi Kapha dan rasa puas dirinya) serta menyempitkan saluran melebar (sehingga mengurangi Pitta dan kemarahannya). Namun, penggunaan Pahit berlebihan bisa meningkatkan Vata, karena ketidakpuasan, serta perubahan terus-menerus, bisa menyebabkan rasa tidak aman bahkan ketakutan.
  • Sepat, memberikan efek menyempitkan, menjauhkan seseorang dari kepuasan diri Kapha, serta kemegahan diri Pitta. Penyempitannya mampu meningkatkan rasa takut akan "nutrisi" sensorik, tidak mencukupi, juga menyebabkan peningkatan Vata.

Mangsa Selera dan Emosi

Pahit, Pedas, dan Sepat meningkatkan Vata serta menurunkan Kapha. Rasa ringannya, mengurangi keinginan individu untuk tetap terhubung dengan tubuhnya, sehingga membuat kepribadiannya lebih sulit mengidentifikasi diri dengan tubuh, meskipun tubuhnya ingin terus melakukannya. Sedangkan Manis, Asam, dan Asin meningkatkan Kapha serta menurunkan Vata. Rasa beratnya meningkatkan kemampuan individu mengidentifikasi diri dengan tubuh, serta minatnya untuk melakukannya. 


Tahukah Anda bahwa kita semua telah menjadi mangsa dari selera, bahkan emosi kita. Misalnya, kita hidup dalam budaya konsumen. Agar ekonomi masyarakat bisa terus berjalan, maka kita semua diharapkan untuk berhutang lebih banyak. Melalui gempuran iklan, muncullah keinginan baru dalam diri kita, untuk segala hal sebelumnya tidak pernah kita miliki, juga biasanya tidak kita butuhkan. 


Pertama-tama, keinginan untuk gaya hidup hedonistik tercipta, menciptakan Rasa Asin dalam diri. Berikutnya muncul rasa iri, saat mencoba membandingkan diri dengan tetangga sebelah, kemudian setelah menyadari betapa mereka lebih mampu, bahkan lebih baik dalam memuaskan indranya dibandingkan diri sendiri, sehingga menghasilkan Rasa Asam. Akhirnya, ketidaksabaran untuk mampu memuaskan diri sendiri terwujud dalam bentuk kemarahan, saat beberapa rintangan menghalangi jalan untuk memuaskan diri tersebut, menciptakan Rasa Pedas. 

Sensasi Pikiran Menghasilkan Rasa

Ketiga rasa Asin, Asam, dan Pedas, menciptakan rasa Panas, bila kita sekarang mulai "memanas," artinya siap untuk mengkonsumsi serta mencerna, baik secara fisik maupun mental. Semua tetap baik-baik saja selama mampu memperoleh cukup "makanan" bagi semua indera tersebut untuk memuaskan rasa lapar tersebut. 


Namun, juga tetap tidak bisa dihindari pasti ada beberapa keinginan tidak sepenuhnya mampu terpenuhi. Meskipun dengan memiliki kekayaan tak terbatas, tetapi bukankah jumlah jam dalam sehari terbatas? Berapa banyak uang mampu dibelanjakan? seberapa banyak akan terpuaskan? 


Keinginan tidak terpenuhi, atau tidak terpuaskan, cenderung akan menciptakan kepahitan di dalam diri sendiri. Ayurweda telah mengajarkan bahwa Rasa Pahit meskipun hanya dalam dosis kecil, merupakan tonik nafsu makan, serta pencernaan. Begitu juga caranya bekerja di dunia ini, ketika merasakan sedikit ketidakpuasan, akan memacu individu untuk memiliki nafsu makan jauh lebih kuat, bahkan lebih besar. Namun, bila terlalu banyak ketidakpuasan, justru akan berakhir dengan kepahitan berlebihan di dalam organisme tubuh. 


Bila individu tidak memiliki cukup energi — uang — untuk bisa berkeliling, maka ia harus memprioritaskan kesenangannya, untuk mengurangi kondisi frustasinya, karena ketidakmampuan mencapai kenikmatan terus menerus diulang untuk diproyeksikan media kepada individu tanpa henti. Dimana kepahitan berlebihan akan merangsang meningkatkan Vata secara berlebihan, sehingga bisa mengganggu pikiran saat merenungkan keadaan diri. 


Asam, Asin, dan Pedas akan memenuhi kondisi tubuh saat individu tersebut masih memiliki minat, serta kemampuan untuk menikmati. Namun, begitu kesenangan tersebut terganggu, maka pahit akan membanjiri organisme. Tubuh mengetahui bahwa dirinya memiliki ketidakseimbangan Rasa, serta mengetahui bahwa manis bisa digunakan untuk menyeimbangkan kembali situasi tersebut, sehingga akan mendambakan rasa Manis. 


Manis memuaskan rasa lapar ditimbulkan oleh Asam, Asin, dan Pedas, sebagai kebalikan dari Pahit, manis menghilangkan frustasi, serta ketidakpuasan. Begitu Manis mulai dikonsumsi, maka tubuh, serta pikiran untuk sementara kembali seimbang, juga merasa senang dengan dirinya sendiri. 


Pikiran tidak harus mengonsumsi makanan untuk memperoleh rasa Manis. pikiran bisa memperoleh rasa Manis dari aktivitas, memberikan sensasi apapun, baik pesta maupun belanja. Sensasi sementara tersebut mampu memberikan kekuatan tak terbatas, seperti halnya dalam penggunaan kartu kredit, bisa memberikan kepuasan luar biasa, tapi sayangnya, akan segera menghilang setelah kembali ke rumah dengan seluruh barang belanjaannya.

Mencerna Makanan 

Mencerna makanan dengan baik mampu memberikan kepuasan lebih lama dibandingkan sensasi lainnya, bahkan setelah sensasi pada kenikmatan awal telah habis, makanan yang dicerna, serta diasimilasi dengan benar, akan menyehatkan juga memuaskan ribuan sel tubuh. Sedangkan pencernaan tidak memuaskan, justru menciptakan ketidakpuasan sekunder, ini sama seperti dihasilkan oleh sensasi murahan lainnya, dimana mereka hanya menyanjung untuk menipu. Jaringan tubuh sesaat terbuai oleh janji nutrisi substansial, kemudian mulai merasa kecewa ketika asap menghilang, begitu juga dengan sensasi tersebut.


Bahkan meskipun pencernaan tersebut mampu bekerja dengan baik, tetapi intensitas sensasi Manis segera mereda setelah makanan tersebut dicerna, serta di asimilasi. Kecenderungannya adalah berusaha kembali memakannya, untuk merasakan lagi kebahagiaan somatik sementara, disajikan oleh makanan. 


Kecenderungan untuk terus makan tersebut bahkan lebih terasa, ketika pencernaan sedang memburuk, karena faktanya asupan makanan tersebut hanya sedikit menutrisi jaringan, kemudian mengirimkan pesan ke pikiran, untuk mengingatkannya bahwa mereka masih kelaparan. Dengan semakin banyak makan dalam kondisi seperti itu, maka pencernaan tubuh Anda akan semakin lemah.


Segera, individu tersebut mulai menginginkan rasa asam, asin, pedas dan manis karena rasa "pedas" tersebut mampu menyalakan api pencernaan, untuk meminta kepuasan lebih lanjut melalui makanan. Namun, rasa asam, asin, dan pedas juga meningkatkan nafsu makan, jadi tidak peduli seberapa banyak individu mengkonsumsi makanan, dirinya akan selalu merasa lapar lagi.


Makanan cepat saji, kini telah mencakup setengah dari seluruh makanan yang disajikan, mereka bisa berkembang pesat karena keinginan individu untuk segera memuaskan lidah, yang mungkin muncul setiap saat, serta harus segera dipuaskan. 


Bayangkan kentang goreng: kentang manis disajikan dengan lapisan garam tebal, diolesi saus tomat manis-asam-asin. Individu akan memperoleh rasa manisnya dengan rasa asam dan asin yang cukup, untuk membangkitkan selera organ pencernaan. Disisi lain ada hamburger lezat: mayones dengan rasanya asam-manis, ditambahkan mustard asam-asin-pedas, dipadu dengan acar asam-manis-asin, semuanya digabung di atas roti gandum manis. bahkan taco, memiliki semua rasa ini ditambahkan sejumlah rasa pedas berlebih, untuk lebih merangsang saluran pencernaan yang sudah terlalu terstimulasi.

Pengaruh Rasa Terhadap Tiga Dosha 

Junk Food (makanan sampah), merupakan sampah karena hanya memiliki rasa tetapi tidak mengandung nutrisi, biasanya disajikan bersama minuman ringan atau kopi. Umumnya minuman ringan sangatlah manis, serta memiliki bonus tambahan kafein. Kopi bersifat pedas, ditambah apa pun yang manis baik itu krim ataupun gula, yang juga penuh dengan kafein. 


Kafein adalah kartu kredit metabolik, zat yang memaksa tubuh untuk mengeluarkan cukup hormon agar kita tetap berfungsi dengan baik, memuaskan diri dengan rasa manis dalam berbagai bentukannya sampai kita kelelahan. Seperti berusaha mendorong utang fiskal, kebanyakan dari individu mengembangkan beban utang fisiologis sangat berat, dengan menggunakan "kartu kredit" semacam itu.


Pada akhirnya semua tagihan jatuh tempo. Tidak seperti lembaga keuangan, juga negara-negara Dunia Ketiga, organisme tubuh Anda tidak mungkin akan gagal membayar hutangnya, kecuali kematian. Mungkin akan timbul perkembangan diabetes, suatu penyakit di mana tubuh tidak mampu lagi mengatasi jumlah besar rasa Manis yang dibutuhkan oleh pikiran, kemudian mulai membuangnya tanpa dicerna. Atau mungkin tiroid atau adrenal tubuh telah kolaps karena beban hutangnya, sehingga sistem tubuh mogok secara umum.


Konstitusi pribadi manusia, merupakan susunan metabolisme individual, membantu menentukan seberapa besar pengaruh rasa, serta emosi tertentu terhadap dirinya. Inilah sebabnya mengapa setiap orang  yang mengkonsumsi makanan sama, tidak selalu mengalami efek mental, atau fisik sama persis. Ketika seluruh anggota keluarga menikmati makanan bersama, baik selera serta emosi setiap individu, turut terpengaruh sesuai dengan seleranya, juga keseimbangan emosionalnya masing-masing.

Kesimpulan 

Enam rasa—Manis, Asam, Asin, Pedas, Pahit, dan Sepat—memiliki pengaruh mendalam terhadap tubuh, serta pikiran manusia. Manis memberikan kepuasan juga menenangkan, sementara Asam memicu iri hati, sedangkan Asin meningkatkan keinginan untuk memuaskan diri. Pedas membangkitkan kemarahan serta meningkatkan Pitta, sedangkan Pahit juga Sepat menciptakan ketidakpuasan, bisa memacu perubahan. 


Keseimbangan rasa ini memengaruhi Tiga Dosha: Vata, Pitta, dan Kapha. Manis, Asam, dan Asin cenderung meningkatkan Kapha, sementara Pahit, Pedas, dan Sepat meningkatkan Vata. Dalam budaya konsumen modern, kita sering terjebak dalam siklus keinginan tidak terpuaskan, menciptakan ketidakseimbangan rasa juga emosi. Makanan cepat saji serta minuman berkafein memperburuk situasi, menciptakan "utang fisiologis" merusak kesehatan kita. 


Penting untuk memahami bagaimana rasa mempengaruhi kita, serta menjaga keseimbangan pola makan. Dengan demikian, kita bisa mencapai kesehatan fisik, mental, juga emosional lebih optimal. Keseimbangan rasa bukan hanya mengenai makanan, tetapi juga tentang bagaimana kita mampu merespons kehidupan sehari-hari.



Post a Comment

0 Comments