Literatur Tantrik adalah sumber materi menjembatani filsafat, ritual, serta tradisi, mencerminkan keragaman spiritualitas. Dari Saiva hingga Sakta, karya-karya penuh wawasan dalam praktik keagamaan juga budaya.
Tantrisme menawarkan wawasan mendalam mengenai kompleksitas spiritual. Sebagai praktik kuno, literatur Tantrik mencakup banyak aspek, mulai dari filsafat hingga ritual. Meskipun sebagian besar karya ini masih berbentuk manuskrip, tetapi juga banyak telah diterbitkan, mencerminkan keragaman pemikiran, juga praktik. Menurut pembahasan ini, kita akan menelusuri sumber materi Tantrik, memahami klasifikasinya, juga mengenali kontribusi berbagai tradisi terhadap spiritualitas.
Tulisan kali ini diharapkan tidak hanya memperkaya pemahaman pembaca tentang Tantrisme, tetapi juga memupuk penghargaan terhadap keberagaman tradisi, yang membentuk budaya spiritual.
Literatur Tantrik
Mengingat kegelisahan ditunjukkan oleh para penganut Tantrik, dimana mereka harus menjaga dengan baik kerahasian pengetahuan mereka, tetapi juga sungguh mengejutkan, bahwa kita memiliki sejumlah besar karya Tantrik, dimana mereka terpelihara dengan baik oleh lembaga-lembaga publik (seperti perpustakaan kerajaan) meskipun tidak sedikit diantaranya telah dipublikasikan secara luas.
Cakupan literatur Tantrik itu sendiri sudah sangat luas, sementara isinya sangat beragam, begitu beragamnya sehingga untuk bisa mengklasifikasikan secara memadai hampir mustahil. Selain itu, sebagian besar yang ditemukan tidak pasti membahas posisi filosofis, afiliasi sektarian, juga kepengarangannya. Bahkan tidak sedikit di antaranya isinya hanya bertele-tele, serta muluk-muluk melalui klaimnya. Sementara banyak di antaranya sangat jelas merupakan komposisi akhir, tanggalnya berkisar dari abad ke-10 hingga abad ke-18. Dimana tema nya saling tumpang tindih, ide yang sama diulang-ulang, syair-syair direproduksi melalui karya-karya Tantrik sedemikian rupa, sehingga sulit untuk menentukan serapannya.
Namun, ada beberapa kriteria, agar kita bisa mengklasifikasikan Literatur Tantrik kuno. Salah satunya didasarkan pada konsep amnaya:
Karya amnaya timur (sebagian besar termasuk jalur mantra);
karya amnaya barat (jalur karma);
karya amnaya utara (jalur jnana);
karya amnaya selatan (jalur bhakti);
karya amnaya tengah (komprehensif atau campuran).
Berdasarkan gagasan guna:
Literatur ini menekankan sifat Sattvik (Tantra sebenarnya);
Bersifat Rajasik (misalnya, yamala);
Bersifat Tamasik (misalnya, damara).
Tergantung pada kelaziman wilayah geografis:
Gauda (Benggala dan sekitarnya),
Kashmira (wilayah perbatasan seperti lembah Swat, disebut dalam Literatur lama Uddiyana),
Kerala (India Selatan).
Tampaknya, ini adalah cara penerimaan klasifikasi tradisi/sekte (sampradaya) secara luas. Terdapat klasifikasi berdasarkan apakah teks tersebut mengikuti agama Weda (Weda-marga), Buddha, atau Jainisme. Bahkan ada beberapa literatur Tantrik menganjurkan kerahasiaan (vamachara), sedangkan lainnya tidak keberatan dengan publisitas (daksinacara), serta masih ada campuran (misra), yaitu mengikuti vamacara secara rahasia, juga daksinacara di depan umum.
Literatur Sekte Tantra
Meskipun Tantra sebagian besar merupakan pendekatan terhadap Shakti, oleh sebab itu secara tepat mereka dikelompokan sebagai Sakta, ada Literatur Tantrik mengaku memuji Siwa atau Wisnu. Oleh karena itu, mereka disebut Tantra Saiva atau Waisnava.
Tantra Saiva mencakup Saiva murni, Pasupata, Kalagamana, dan Kapalika. Karya-karya Tantrik aliran Saiva secara tradisional berjumlah dua puluh delapan sedangkan karya-karya Waisnava berjumlah 108. Karya Tantrik (juga disebut Saiva-agama) sekali lagi dikelompokkan ke dalam dua kategori:
Saiva sendiri (memiliki 10 karya seperti Kamikagama, Karanagama, Suprabhedagama dan Ajitagama).
Raudra (dengan 18 karya seperti Vijayagama, Nihsvasagama, Kiranagama, Svayambhuvagama dan Rauravagama).
Karya-karya Waisnawa pada dasarnya dikelompokkan dalam:
Vaikhanasa (Samhitas Marici, Bhrgu, Atri dan Kasyapa),
Pancaratra (Jayakhya-samhita, Pushkara-samhita dan Satvata-samhita),
Tantra-sara (diikuti oleh pemuja Madhva).
Para Sakta adalah Kaula atau Samayacarin, sementara perbedaan di antara mereka sangatlah banyak, serta agak samar, kita bisa menggambarkan secara kasar:
Penganut ritual eksternal,
Penganut ritual internal (antaryaga).
Para Kaula adalah pemuja Kali, serta menjaga kerahasiaan dalam ritualnya. Sementara ritualnya, bisa disebut sebagai Pancamakara (Lima M) termasuk minum daging, ikan, biji-bijian kering, minuman beralkohol, juga hubungan seksual (mamsa, mastya, mudra, madira, dan maithuna).
Tetapi mereka juga bersikeras, bahwa jalan Kaula bukanlah untuk mereka yang tidak memiliki kendali, atas dorongan inderanya. Ada beberapa sekte Kaula seperti Purvakula (menganggap lima m secara simbolis), namun, Uttarakula, Kapalika, serta Digambara (menganggap ritual ini secara harfiah). Mereka semua mengidentifikasi dirinya sebagai Bhairawa, juga memuja Dewi dengan bertelanjang diri.
Pengaruh Sidha Dan Natha
Para Kaula dikatakan yang mengenakan banyak pakaian (lapisan) adalah Sakta (atau Kaula) di dalam, tetapi mereka berpenampilan Saiva, juga bisa dianggap sebagai Waisnava dalam sebuah kelompok. Di sisi lain, kaum Samayacarin lebih terkendali dalam ide juga prakteknya, mereka menyembah Sri Chakra baik secara simbolis, maupun filosofi didasarkan pada plexus chakra di dalam tubuh. Mereka memiliki lima daftar, dinamai menurut orang bijak Weda, yaitu: Vasishtha, Sanaka, Suka, Sanandana, juga Sanatkumara.
Sebagian besar gagasan Tantrik terbentuk di tangan para Siddha, serta Natha, hidup pada abad-abad awal era Kristen. Doha Apabhramsa, serta Caryagitis berasal dari para Siddha, juga karya-karya Sansekerta dari para Natha (terutama Gorakshanatha) merupakan sumber penting gagasan Tantrik. Di bawah pengaruh para Siddha, serta Natha, membuat literatur Tantrik yang kaya muncul selama abad pertengahan.
Saivisme Kashmir dan Saiva Siddhanta India Selatan, memiliki karya-karya sangat menarik berhubungan dengan Tantra. Saivisme Kashmir terwakili dengan baik oleh:
Siwa Drashtia karya Somananda
Tantraloka - Tantrasara karya Abhinavagupta
Pratyabhijnahrdaya - Spanda Sandoha karya Kshe-maraja.
Semua risalah Saiva Siddhanta berbahasa Tamil. Sedangkan terpenting di antaranya adalah:
Tiruvacakam karya Manikka-vacakar.
Siwajnanabodam karya Meykandadevar.
Siwajnanasiddhiyar karya Saka-lagamapandita,
Sedangkan tulisan-tulisan Tiru Jnana-sambandar. Appar dan Sundarar memberikan kontribusi penting dalam mengkristalkan Saivisme Tamil.
Tantra telah menarik Jainisme maupun Buddhisme, masuk ke dalam kelompoknya pada abad-abad awal era Kristen. Dalam kedua agama ini, pemujaan dewa-dewi dalam bentuk Yaksha-Yakshi, serta pemujaan guru (seperti tirthankara, dhyani buddha, dan bodhisattva) telah menjadi bagian penting. Dalam Jainisme, masing-masing dari dua puluh empat Tirthankara (Jina pembuat perahu) memiliki Yaksha -Yakshini, yang menjadi ciri khasnya sendiri.
Manuskrip Aliran Tantrik
Sebagian besar roh serta dewa tersebut, secara langsung dipinjamkan dari pemujaan rakyat lokal (seperti Garuda, Kubera, Gomedha, Kimnara, Brahma, Vara-Nandi, Gomukha, dan Tumburu), beberapa di antaranya sudah terkenal di kalangan Tantrik (seperti Kalika, Vajrasrnkhala, Bhrikuti, Gauri, Jwalamalini, dan Mahamanasi). Sehingga tidak mengherankan bisa menarik minat masyarakat terhadap pemujaan dewa-dewi Tantrik ini, oleh karena itu banyak buku panduan Tantrik Jain, disusun oleh orang-orang suci Jaina terkenal.
Bhairava Padmavati kalpa, Jwalamalini kalpa, Rsi mandala mantra kalpa, Jagatsudari prayoga mala, Sri chintamani kalpa sara, dan Vidhi prapa, merupakan contoh bagus dari apa, disebut Tantra Jaina. Sedangkan Perkembangan Buddhis dalam kerangka Tantrik menjadi pokok bahasan lain, karena itu tidak banyak yang perlu dijelaskan di sini.
Sebagian besar karya Tantrik masih dalam bentuk manuskrip. Namun, karya-karya yang telah dicetak, banyak beraliran Kaula serta Samaya. Kubjika tantra, Saura samhita, Kirana tantra, Jayakhya samhita, Paramesvari tantra, Kularnava, Maha nirvana tantra, Bhavacudamani, Mundamala tantra, Prayogasara, Kamikagama, Jayasimha kalpadruma, Jnanasankalini tantra, Vamakesvara-tantra, Srikrama tantra, Tantraraja tantra, Kaulava linirmaya, Shakti Sangama tantra, Rudrayamala, Sarada tilaka, Parananda sutra, Parasuramakalpa sutra, Kaula rahasya, Matanga paramesvari tantra (dengan perintah Ramakantha), Bhairava damara, juga Kakacandesvara mata, merupakan beberapa teks terkenal.
Kebanyakan literatur masih dalam bahasa Sansekerta aslinya. Dimana John Woodroffe (Arthur Avalon) telah melakukan banyak hal, tidak hanya menerjemahkan bagaimana kerja Tantrika, tetapi juga berusaha menguraikan konsep-konsep terlibat di dalamnya. Chinta-haran Chakravarti, Haraprasad Shastri, Bhavtosh Bhattacharya, M.P. Pandit, Kapali Sastri, Prabodha Chandra Bagchi, M. Eliade, G. Tucci, P.H. Pott, Gopinath Kaviraj dan Hazari Prasad Dvivedi merupakan beberapa cendekiawan, dimana tulisannya telah menerangi banyak sudut gelap di rumah Tantrik.
Keragaman Pandangan Tantrik
Dari sekian banyak karya Tantrik yang masih dalam tahap manuskrip dan masuk dalam katalog:
Karya Ritual, untuk berhubungan dengan dewa-dewa tertentu (seperti Kurukulla patala, Ekajata sadhana, Kumari tantra, Gauri yamala, Tara nigama, Tarini nirnaya, Bhairavi yamala, Matangi tantra, Varahi tantra, Lakshmi kularnava, Bhuta damara dan Mallari mahatmya)
Karya umum (seperti Tantra dipika, Tantradarsa, Tantrika darpana, Prayoga sara, Brhat tantra-sara, Saktagama sarvasva, Mantra tantra prakasa, dan Nigama kalpadruma).
Sudut pandang orang bijak atau aliran (seperti Pippalada mata, Pingala mata, Kaulesakot prabheda, Goraksha mahartha manjari, Dattatreya-samhita, Pheru tantra, Vaisampayana samhita. Soma-sambhu-siddhanta, Gaudapada-Shakti-sutra dan Vidyananda-nibhandha).
Ritual magis (seperti Abhicara kavaca, Yoni tantra, Shat karma dipika dan Sautramani tantra).
Panduan ibadah sederhana (seperti Lingarchana, Puja-sara, Krshnar-cana-candrika, Kadi-mata, Kali-kalpa, Sri-Chakra-krama dan Syama-saparya-krama).
Leksikon dan glosarium (seperti Matrka-kosa, Sanketa-paddhati, Matrkarnave, Mudranighantu, Gudhartha-dipika, juga Keraliya-yantra-sastra.
Aliran sesat wilayah (seperti Kamarupa-dipika, Kamakhya-tantra Cina-tantra, Jayadratha-yamala, Munda-mala-tantra, serta Bala-vilasa).
Maha-cina-tantra, Rudra-yamala, Tara-tantra, Svatantra- tantra Nila-sarasvati-tantra menunjukkan pengaruh Tibet juga Tiongkok, beberapa di antaranya aliran sesat di India.
Tindakan Agresif serta erotis (seperti Maha-nirvana, Shakti-sangama, Munda-mala, Shatkarma, serta Maha-cinacara).
Selibat (seperti Kularnava, Parananda dan Sri-krama)
Ringkasan Atharva-Weda (diagram mistik oleh Damo-dara, Yantra-cintamani).
Di antara karya-karya pendek yang kecil namun populer harus disebutkan:
Saundarya-Lahari, dianggap berasal dari Shankaracharya agung, kemudian dikomentari oleh Lolla-Lakshmi Dhara (sekitar tahun 1500)
Bhavanopanishad dianggap sebagai Upanishad, dikomentari oleh Bhaskara-raya (1733)
Devi-pancastavi-Nityashodasikarnava, termasuk dalam Vamake Avara-tantra, Lalitasahasra-nama, Varivasya-rahasya.
Literatur Tantra tidak hanya luas tetapi juga beragam. Tidak hanya mencerminkan sikap, serta keberagaman pandangan. Tetapi juga menjelaskan banyaknya aliran sesat yang berlaku saat itu. Literatur ini memegang kunci memahami dengan benar, pola keanehan tidak selaras tetapi sangat efektif dalam Hinduisme.
Kesimpulan
Literatur Tantrik mencerminkan keberagaman, serta kekayaan tradisi spiritual, mulai dari ritual hingga filsafat. Melalui berbagai klasifikasi, seperti afiliasi sektarian juga geografis, juga orientasi Weda atau non-Weda, literatur ini menunjukkan pola unik sebuah praktik serta kepercayaan. Tantrisme tidak hanya dipengaruhi oleh Hinduisme semata, tetapi juga menarik elemen Buddhisme juga Jainisme, memperkaya cakupan serta aplikasinya.
Berbagai karya Tantrik, dari Saiva hingga Sakta, memuat ajaran berpadukan filsafat mendalam melalui praktik ritual. Meski beberapa di antaranya menekankan aspek mistis juga simbolis, sedangkan lainnya menyajikan panduan praktis pemujaan, serta meditasi. Literatur ini memegang peranan penting agar bisa menjelaskan pola spiritual beragam, membantu kita memahami esensi budaya, melalui ekospiritualitas yang kompleks.
0 Comments
"Terima kasih banyak telah meninggalkan komentar di blog kami! Kami sangat menghargai partisipasi Anda. Komentar Anda membantu kami untuk terus berkembang dan memberikan konten terbaik. Kami akan segera membalasnya begitu kami online. Tetaplah terhubung dan terus berbagi pemikiran Anda!"