Empat kategori karma Yaitu, Sanchita, Prarabdha, Kriyamana, dan Agami, menjelaskan siklus tindakan kita. Masa lalu membentuk fondasi, masa kini adalah peluang, dan masa depan bisa diciptakan.
Dalam filosofi karma, kompleksitas hubungan sebab-akibat bisa dipahami dengan membaginya kedalam empat kategori utama, yaitu Sanchita, Prarabdha, Kriyamana, dan Agami. Keempatnya menggambarkan perjalanan tindakan dari masa lalu, sekarang, hingga masa depan. Karma Sanchita adalah akumulasi tindakan masa lalu tersimpan dalam tubuh kausal, sementara Karma Prarabdha adalah buah siap dipanen dalam kehidupan sekarang. Kriyamana Karma adalah tindakan saat ini, penentu hasil di masa depan, sedangkan Karma Agami mencerminkan niat untuk mencipta. Dengan memahami dinamika ini, maka kita bisa mengambil kendali atas hidup, memanfaatkan masa kini untuk mengubah masa depan.
Empat Kategori Karma
Meskipun hubungan sebab-akibat pada hakikatnya, merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan secara keseluruhan, tapi kita bisa membuatnya mudah untuk dipahami dengan membaginya menjadi empat kategori yaitu, Sanchita, Prarabdha, Kriyamana, dan Agami.
Karma Sanchita (ditumpuk bersama) adalah jumlah seluruh tindakan di masa lalu, baik diketahui maupun tidak, mereka muncul di dalam tubuh kausal manusia. Karma Sanchita-lah yang mendorong sebagian orang menyatakan, bahwa jalur karma tidak bisa diduga. Seluruh tindakan “tidak diketahui” mencakup keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh individu di kehidupan lampau.
Karma Prarabdha (bergerak) adalah bagian dari Karma Sanchita yang siap dipanen oleh individu selama hidupnya sekarang, dimana buahnya sudah matang, serta siap untuk dikonsumsi. Dimana Karma Sanchita, serta Prarabdha, juga bisa bisa diartikan “ditakdirkan” sebagai hasil perbuatan masa lalu yang telah matang.
Namun, seluruh karma tersebut benar-benar tidak akan bisa dihindari, bila tidak diubah oleh Karma Kriyamana (dibuat) atau Karma Agami (datang).
Sedangkan Karma Agami adalah, kemampuan manusia untuk membayangkan tindakannya di masa depan, sedangkan Karma Kriyamana adalah apa yang mampu dilakukan untuk mengubah karma setiap saat, melalui kemampuan sendiri untuk berkehendak, juga mencipta.
Analogi Pertanian Sebagai Gambaran Karma
Meskipun kita tidak bisa menghancurkan masa lalu, namun juga tidak perlu membiarkan masa lalu, memanipulasi kita seperti boneka, oleh karena itu kita dianggap mampu mengubah masa depan, melalui tindakan masa kini. Karma Kriyamana juga bisa mencakup Karma Agami. Sedangkan Karma Kriyamana dan Agami, juga bisa disebut Karma Vartamana (saat ini, saat hidup). Jenis dari keduanya bisa berupa arabdha (dimulai, dilakukan) atau anarabdha (tidak dimulai, tidak aktif).
Untuk mempermudah dalam memahaminya, mari kita gunakan Analogi pertanian yang terkenal untuk menyederhanakan sistem klasifikasi karma ini, dengan menyamakan karma sebagai padi. Dimana hal ini menjadikan Karma Sanchita sebagai padi yang telah dipanen, serta disimpan di lumbung. Sedangkan Karma Prarabdha adalah sebagian kecil dari simpanan padi di lumbung, dikeluarkan dan dikupas untuk dijadikan beras, kemudian siap untuk dimasak dan dimakan. Karma Kriyamana sendiri adalah bibit padi yang sekarang disemai di sawah, untuk menghasilkan panen padi berikutnya.
Kesimpulan
Empat kategori karma yaitu, Sanchita, Prarabdha, Kriyamana, dan Agami, menggambarkan perjalanan sebab-akibat membentuk kehidupan manusia. Karma Sanchita adalah akumulasi tindakan masa lalu, termasuk dari kehidupan sebelumnya, tersimpan dalam tubuh kausal. Sebagian dari Karma Sanchita, juga dikenal sebagai Karma Prarabdha, telah matang kemudian mempengaruhi pengalaman hidup saat ini.
Namun, manusia memiliki kekuatan untuk mengubah nasibnya melalui Karma Kriyamana, yaitu tindakan yang dilakukan di masa kini. Karma Kriyamana dapat menciptakan Karma Agami, yakni potensi tindakan di masa depan. Dengan bertindak sadar serta bijaksana, kita bisa menanam benih karma baru yang positif, untuk mengatasi dampak karma masa lalu.
Seperti padi yang dipanen, disimpan, ditanam kembali, dan menghasilkan hasil panen baru, kehidupan kita adalah siklus yang selalu bergerak. Menguasai karma berarti memahami siklus ini, serta memanfaatkan masa kini untuk mengubah arah hidup.
0 Comments
"Terima kasih banyak telah meninggalkan komentar di blog kami! Kami sangat menghargai partisipasi Anda. Komentar Anda membantu kami untuk terus berkembang dan memberikan konten terbaik. Kami akan segera membalasnya begitu kami online. Tetaplah terhubung dan terus berbagi pemikiran Anda!"