Rina Bandhana: Mengurai Ikatan Karma dan Reinkarnasi

Rina Bandhana: Mengurai Ikatan Karma dan Reinkarnasi

Rina Bandhana adalah ikatan karma yang menghubungkan jiwa dengan objek tindakannya, menciptakan siklus kelahiran kembali hingga semua hutang karma terlunasi.


Rina Bandhana, atau ikatan karma, adalah konsep mendalam, menjelaskan hubungan energi antara jiwa, bersama objek tindakannya. Dalam proses reinkarnasi, karma menciptakan ikatan, mengarahkan jiwa untuk menemukan orang tua yang sesuai, melalui hukum tarik-menarik universal. Melalui berkat, kutukan, serta interaksi sehari-hari, kita menciptakan "hutang karma" yang harus dilunasi. Proses ini tidak hanya menentukan kelahiran kembali tetapi juga membentuk jalan hidup seseorang. Tulisan kali ini mengupas, bagaimana karma berfungsi sebagai mekanisme penciptaan hubungan, penyelesaian, juga transformasi spiritual dalam siklus kelahiran, bahkan kematian.

Doktrin Lima Api (Panchagnividya)

Satu pertanyaan yang terus-menerus muncul mengenai rancangan besar reinkarnasi adalah, Bagaimana tepatnya jiwa itu masuk ke dalam tubuh tumbuhan, hewan, atau manusia, melalui rahimnya mereka akan terlahir kembali? Mungkin penjelasan eksplisit tertua, mengenai transmigrasi dari periode Weda bisa ditemukan sebagai "doktrin lima api" (panchagnividya). 


Menurut skema ini, jiwa orang mati yang telah didamaikan dengan benar akan menuju ke alam bulan, di mana akhirnya menjadi soma (nektar bulan). Mereka kemudian jatuh ke bumi sebagai hujan, menghasilkan makanan, ketika dimakan oleh manusia menghasilkan air mani, akhirnya menjadi manusia lain. 


Namun, skenario ini menjadi agak kabur, bagaimana tindakan buruk dan baik seseorang, mempengaruhi proses, serta hasilnya, juga bagaimana jiwa mampu menemukan ketepatan dari tetesan hujan, pada tanaman, sehingga akan memasuki induknya. Namun, agaknya hal ini ada hubungannya dengan hukum tarik-menarik universal.


Dalam penjelasannya guru spiritual kami, Tidak peduli dengan tetesan air hujan untuk memberikan tumpangan saat jatuh ke bumi. Beliau percaya, bahwa jiwa menemukan orang tua mereka, melalui hukum tarik-menarik. Karena Karma tidak bisa dilakukan dalam ruang hampa, maka tindakannya harus selalu memiliki objek, betapapun samar-samarnya itu. Dari keseluruhan jenis dari aliran Energi (shakti), hanya akan bergerak ketika memiliki tujuan untuk mengalir, seperti halnya aliran energi listrik, hanya ketika ada sebuah sirkuit tercipta. 

Rina Bandhana (Ikatan Hutang Karma)

Tindakan setiap individu telah menciptakan hubungan dengan objeknya, baik itu materi padat atau halus. Bahkan sesuatu terlihat tidak penting seperti pikiran, juga mampu bertindak sebagai objek tindakan. Kita menyebut penciptaan hubungan tersebut sebagai Rina, atau Ranu bandhana (ikatan hutang karma). 


Aliran energi selalu dimulai oleh tindakan individu, kemudian menciptakan utang (rina) yang harus dibayarkan kembali kepadanya. Individu akan mengirimkan energi ke objeknya, dan harus membayarnya bila mengekstraksi sesuatu dari objek tersebut. Dimana setiap tindakan mampu menciptakan "ikatan yang mengikat" lainnya, ikatan lainnya akan menarik individu kembali ke objek tersebut, sehingga mereka bisa melunasi akun karmanya, ketika residu itu telah matang.


Begitu juga dengan Berkah dan kutukan, mereka akan mengikat kita pada apapun yang telah diberkahi atau kutuk, bila cukup kuat, tentu saja akan mampu menjalani hidup mereka sendiri, kemudian mengejar kita. Sedangkan pikiran dari rina bandhana mampu menciptakan obsesi, saat menarik penciptanya, sama-sama bersifat melekat. 


Sepanjang hidup, individu akan tertarik pada orang-orang, tempat, dan hal-hal berhubungan dengan mereka, dimana individu telah memiliki rina bandhana, ketika siap untuk terlahir kembali, maka individu seolah-olah akan tertarik "secara otomatis”, kepada orang tua, atau mereka yang memiliki kedekatan karma dengannya, setelah mengumpulkan cukup banyak ikatan rina.


Bila karma adalah kuantitas numerik yang bisa ditambahkan, serta dikurangi, maka hidup ini bisa menjadi mudah, serta diprediksi. Yang dibutuhkan untuk menyelesaikan catatan karma adalah dengan menjumlahkan kredit, dan debit karma belum terbayar, serta kemudian melunasinya satu persatu ataupun sekaligus. Namun, hal ini tidak mungkin dilakukan, karena setiap sisa sangat signifikan di antara jumlah karma yang sangat besar, dimana kita gerakkan, kemudian dengan cepat dilupakan, ini harus diselesaikan secara terpisah.


Nasib yang tertanam dalam rina bandhana, akan terus menarik individu ke dalam situasi-situasi, di mana sisa-sisa karmanya, bisa bekerja dengan sendirinya, bahkan masih tetap bisa menggunakan kehendak bebasnya untuk mencoba mengubah, atau meniadakan vasana, yang telah mereka ciptakan. Transaksi-transaksi karma ini akan terus berlanjut tanpa batas, kelahiran demi kelahiran, hingga individu menghabiskan persediaan sisa-sisa karmanya dari tubuh kasualnya.

Kesimpulan

Rina Bandhana adalah mekanisme utama dalam proses reinkarnasi, di mana setiap tindakan menciptakan ikatan karma dengan objeknya. Ikatan tersebut, bisa berupa berkat, kutukan, atau tindakan sehari-hari, yang akan menarik jiwa kembali kepada objek tersebut, untuk melunasi hutangnya. Hukum tarik-menarik universal memastikan jiwa, akan menemukan orang tua tepat, berdasarkan ikatan karmanya.

Nasib seseorang dibentuk oleh sisa karma, ini akan terus menarik individu ke situasi tertentu, hingga hutang karmanya selesai. Namun, manusia masih memiliki kehendak bebas, untuk mengubah, atau meniadakan vasana (kesan sisa) yang mereka ciptakan. Siklus ini berlanjut hingga semua sisa karma dalam tubuh kasual habis, memungkinkan individu mencapai pembebasan spiritual. Pemahaman mengenai rina bandhana membantu kita memahami perjalanan karma, sebagai alat untuk pertumbuhan, serta evolusi jiwa.



Post a Comment

0 Comments