Ahamkara: Harmoni Ayurweda Melalui Lima Elemen Besar

Ayurweda mengajarkan keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa melalui harmoni bersama Alam. Ahamkara, adalah pembentuk ke-aku-an, merupakan kunci kesehatan. Dimana ada Lima Elemen Besar (Tanah, Air, Api, Udara, Ruang) menjelaskan interaksi kekuatan internal, serta eksternal guna mencapai keseimbangan hidup.

Ayurweda, adalah sistem penyembuhan kuno, menekankan keseimbangan antara tubuh, pikiran, serta jiwa,  melalui harmoni bersama Alam. Ahamkara, atau "pembentuk ke-aku-an", memainkan peran sentral menjaga kesehatan, melalui cara mengatur sistem kekebalan tubuh. 


Tulisan kali ini menjelaskan bagaimana Lima Elemen Besar (Tanah, Air, Api, Udara, Ruang) mampu mempengaruhi kesehatan, begitu juga terhadap keseimbangan hidup. Melalui pemahaman prinsip-prinsip ini, kita bisa mencapai kesehatan sejati, serta hidup harmonis bersama Alam. Mari kita telusuri lebih mendalam bagaimana Ayurweda, beserta konsep ahamkaranya mampu membantu kita, menjaga keseimbangan hidup ini.

Perlindungan Alami Manusia

Setiap Manusia harus mampu menjaga keterpisahannya dari makhluk hidup lainnya, selama Alam mengizinkannya tetap hidup. Alam telah memberikan individu ruang, dimana mereka dibatasi oleh kulit serta saluran pencernaan, agar bisa disebut sebagai milik diri. Segala sesuatu berada di luar kulit tubuh individu, adalah bagian lingkungannya. Seperti, Anda adalah bagian lingkungan saya, begitu juga saya adalah bagian lingkungan Anda. Sedangkan alam merupakan jumlah total seluruh individu, beserta lingkungannya.


Di dalam saluran pencernaan individu terdapat materi, pada awalnya merupakan bagian lingkungannya. Dulunya memiliki keberadaannya sendiri yang terpisah, atau individualitasnya sendiri, sekarang materi ini berada di masa percobaan metabolisme, berusaha agar lulus ujian melalui pencernaan, agar bisa menjadi bagian kesatuan tubuh Anda. Sampai lulus ujian tersebut, materi ini masih tetap asing bagi tubuh. Ketika saluran pencernaan pecah, maka sebagian materi ini akan keluar ke rongga tubuh. Tubuh kemudian mengenalinya sebagai benda asing, selanjutnya akan bereaksi terhadapnya, reaksi yang dibiarkan berkelanjutan justru bisa membunuh Anda dengan sangat cepat.


Begitu juga ketika kulit luar tubuh gagal melakukan tugasnya, seperti kondisi setelah terjadinya luka bakar parah, ini ibarat perampok memasuki sistem tubuh luar, juga bisa mengakibatkan kematian Anda. Kita berhutang kehidupan sehari-hari kepada perlindungan mengagumkan, melalui pembatas kembar kita yaitu: kulit luar tubuh, dan kulit dalam usus.


Penyakit adalah makhluk dengan niatan parasit. Beberapa memiliki tubuh kolektif, seperti cacing, bakteri, dan virus, serta menunjukkan tanda-tanda kesadaran kolektif sama seperti serangga sosial, seperti semut juga rayap. Penyakit lainnya tidak memiliki tubuh sendiri "menguasai" suatu organisme, guna mengekspresikan dorongan keberadaan masing-masing. Entitas lain, seperti kanker, diciptakan di dalam tubuh. Apapun penyusupnya, penyembuhan bisa terjadi ketika kepribadian asing tersebut dikeluarkan oleh organisme, sehingga kepribadian bawaan inang mampu kembali normal.

Garis Pertahanan Tubuh

Makhluk asing tidak diterima oleh tubuh sehat. Sedangkan sistem tubuh tidak seimbang justru mengundang mereka masuk, melalui dorongan pencernaan makanan tidak tepat. Pencernaan buruk menghasilkan berbagai racun fisik, serta mental, secara kolektif disebut “ama” menurut bahasa Sansekerta. Ama bertindak sebagai makanan bagi parasit, mendorong mereka berkembang biak di tubuh organisme. Oleh sebab itu gangguan pencernaan berkembang melalui kebiasaan makanan, serta buruknya gaya hidup. Jenis pemanjaan diri yang disengaja, dimana dipenuhi oleh keinginan melalui praktik tidak sehat ini, disebut sebagai prajnaparadha menurut, menurut bahasa Sansekerta berarti kejahatan terhadap kebijaksanaan.


Gangguan pencernaan berupaya mencegah nutrisi mencapai jaringan, sehingga melemahkan pertahanan sistem kekebalan tubuh inang. Aura manusia adalah garis pertahanan pertama, terhadap makhluk parasit. Sedangkan kulit serta usus, membentuk garis pertahanan kedua. Dimana garis pertahanan ketiga, sistem kekebalan tubuh, menunggu untuk mencegah, juga menghancurkan parasit apapun, entah bagaimana mampu berhasil menembus dua garis pertahanan.


Sistem kekebalan tubuh, berkomunikasi bersama kulit serta usus, melalui organ indera, bersama “indra keenam” sebagai penyusup. Sistem kekebalan tubuh adalah jaringan rumit sel-T, sel-B, antibodi, serta limfokin, seluruh sistem memiliki kompleksitas menakjubkan, semuanya dikendalikan oleh satu bos yaitu ahamkara. Ahamkara tanpa henti mengidentifikasi dirinya dengan masing-masing triliunan sel tubuh. 


Ahamkara individu terus-menerus mengingatkan setiap sel mengenai identitasnya sebagai sub-unit, bagian entitas agung serta mulia, dikenal sebagai diri atau aku. Ahamkara memastikan bahwa hanya sel-sel yang tunduk serta setia kepada kekuasaannya, tetap diizinkan hidup di dalam tubuh. Semua alien diburu, juga dibantai secara kejam, juga seluruh pemberontak berwujud sel mutan atau kanker, akan dieksekusi tanpa ampun, sebagai peringatan bagi sel-sel lain, memungkinkan berani menentang kekuasaannya.

Ahamkara Menyusun Materi 

Individu tetap mampu hidup aman bersama tubuhnya, hanya selama ahamkara bertindak sebagai pengendalinya. Ketika ahamkara terluka, makhluk asing bisa menemukan titik lemahnya pertahanan tubuh, lalu menyerang. Ketika ahamkara, ibarat sipir yang mengkoordinasi  sel-sel tubuh agar bekerja keras demi keutuhan tubuh, kemudian mulai melepaskan tanggung jawabnya, maka seluruh narapidana akan kabur dengan menempuh jalan mereka sendiri, sehingga Anda sebagai makhluk hidup akhirnya tumbang. 


Ahamkara bisa diibaratkan istri, kekasih, teman, pemandu, penasihat, serta pelayan, atau apa pun itu bagi Anda. Namun, di atas segalanya, beliau adalah ibu Anda. mengapa begitu, karena Ahamkara bersifat feminin, sebagai bagian kecil dari Sifat Mahadewi. Seperti istri karena selalu bersama Anda, terikat perkawinan tubuh melalui pikiran, serta jiwa, yang sejatinya adalah diri Anda sendiri. 


Sebagai kekasih, karena hanya melalui kekuatan cintanya, mampu mengikat seluruh sel tubuh, kemudian mendorong mereka agar berfungsi bersama, sebagai satu-kesatuan makhluk hidup. Sebagai teman karena selalu ada untuk bersimpati,  juga membimbing serta menasihati mengenai kepentingan pribadi. Juga sebagai pelayan, tanpa mengenal rasa lelah bekerja keras, agar membuat ekosistem tubuh Anda terus berjalan.


Pencipta ke-aku-an ini dianggap sebagai ibu, karena beliau telah mengumpulkan seluruh blok bangunan, membentuk tubuh, yaitu: Lima Elemen Besar, organ indera, serta pikiran. Para Rsi kuno, mengetahui prinsip “ke-Aku-an” ini dengan sangat baik, sehingga memuja ahamkaranya sendiri sebagai ibu, agar mereka mampu menjalin hubungan cinta dengan-Nya. Bumi adalah tanah air karena para Rsi mengakui, melalui kebijaksanaan transendennya akan pentingnya kreativitas Ibu Pertiwi. Bahkan Adi Shankaracharya, pencetus sepuluh sekte biksu pertapa, dimana mereka telah menjauhi seluruh interaksi manusia normal, mengamanatkan untuk memuja kepada Mahadewi di seluruh biara-nya.

Mengenal Penyakit

Penyakit akan timbul saat ahamkara mulai terganggu, sehingga kekebalan tubuh melemah. Kata Sansekerta untuk kekebalan tubuh adalah Vyadhikshamatva, secara harfiah berarti "pengampunan terhadap penyakit." Manusia dianggap mampu mempertahankan kesehatannya, hanya selama individu tersebut bersedia memaafkan stres, mengabaikan kesulitan, serta mampu beradaptasi terhadap situasi baru. Penolakan terhadap perubahan, justru selalu menghambat kerja kekebalan tubuh. 


Sebuah pepatah Sansekerta kuno memberi tahu kita:

“kshama cha janani”

(hakikat cinta keibuan adalah pengampunan) 


Gangguan terhadap ibu (ahamkara), membuat diri kita rentan terhadap penyakit dengan melemahnya pengampunan bawaan kita. Pengobatan ahamkara adalah pengobatan terbaik. Orang bijak India telah lama mengetahui bahwa kesehatan spiritual, merupakan prasyarat kesehatan fisik serta mental baik. Kesehatan spiritual merupakan keseimbangan dinamis antara, kuatnya integrasi kepribadian individu, serta kepribadian kosmik Alam. Tetapi keseimbangan hanya mungkin terjadi, selama makhluk tersebut mengingat hutangnya kepada Ibu Pertiwi.


Hanya makhluk abadi mampu sepenuhnya sehat,  karena mereka telah mampu memberdayakan ahamkaranya sendiri, sehingga tidak ada makhluk asing bisa menyerangnya. Para Rsi kuno India melakukan pertapaan panjang, sehingga mampu sepenuhnya membangkitkan, juga mengendalikan ahamkaranya, dimana ini justru membuatnya menjadi abadi. 


Atas dasar keinginan membagikan pengalamannya, kepada orang lain, membuat mereka kemudian membangun sistem "penglihatan" filosofis digunakan oleh para pelajar Ayurweda, guna melihat kehidupan berwujud. Ketika para Rsi bijaksana memeriksa pengalaman mereka sendiri, kemudian berkonsultasi melalui intuisinya, mereka menyadari bahwa kesadaran, keinginan, juga identitas manusia, harus menjadi fragmen kesadaran, keinginan, serta identitas Alam itu sendiri. 


Kehalusan kemampuan persepsi mereka, memungkinkan menghubungi Alam, serta berkomunikasi dengannya secara langsung. Salah satu hal pertama mereka pelajari adalah, tentang struktur, juga asal usul alam semesta. 


Alam memberitahu mereka bahwa yang pertama tercipta adalah:  Keberadaan Murni, satu-satunya tanpa ada yang kedua. Ketika berada dalam keberadaan murni, hasrat bermanifestasi muncul, oleh sebab itu kesadaran, juga kehendak kemudian hadir,  Keduanya saling berpasangan. Keturunan mereka adalah Intelek, sebagai kekuatan diskriminasi atau pembeda. Intelek kemudian mengindividualisasikan dirinya menjadi Ahamkara "menciptakan ke-Aku-an",  Alam semesta dipenuhi dengan kumpulan-kumpulan intelek kecil tak terhitung jumlahnya, dimana keseluruhnya mencari sarana untuk berekspresi. 


Menurut kecenderungan bawaannya, kumpulan-kumpulan ahamkara ini kemudian terwujud sebagai:

  • Gelombang energi kinetik dikenal sebagai Rajas
  • Partikel material energi potensial dikenal sebagai Tamas
  • Kesadaran subjektif dikenal sebagai Sattva.

Rajas adalah aktivitas, sedangkan Tamas adalah kelembaman, Sattva merupakan keseimbangan keduanya, karena hanya kesadaran yang mampu menyeimbangkan energi kinetik, dengan energi potensial.  Ahamkara alam semesta sendiri cukup luas, mampu menyeimbangkan energi seluruh kosmos. Kekuatan kesadaran ke-Aku-an pada manusia sudah cukup menyeimbangkan seluruh energi individu mereka sendiri.


Sekumpulan "roh" individu kemudian ingin mengekspresikan dirinya, menggunakan kesadaran subjektif (Sattva) guna mewujudkan organ indera serta pikiran. Roh serta pikiran, kemudian memproyeksikan diri mereka ke tubuh fisik, tercipta dari Lima Elemen Besar berasal dari Tamas. 


Organ indera menggunakan Rajas, guna memproyeksikan tubuh ke dunia luar agar bisa merasakan objeknya. Tubuh adalah kendaraan pikiran, sebagai instrumennya untuk pemuasan indera. Pikiran akan kembali ke surga jasmani, setiap malam selama tidur, ketika telah lelah berkeliaran di luar. Roh akan tetap berada di surga ini setiap saat, memberikan kehidupan bagi tubuh, juga kesadaran bagi pikiran.

Lima Elemen Besar

Seperti halnya tubuh kita terdiri dari triliunan sel independen, seluruh manusia hanyalah sel-sel kecil dari organisme universal. Seperti sel-sel tubuh, masing-masing manusia memiliki keberadaan individunya, tetapi tidak seorang pun dari mereka cukup "bebas" atau hidup secara independen dari keseluruhan. Kenyataannya, segala sesuatu di alam semesta eksternal memiliki padanannya, di alam semesta internal pribadi dari makhluk hidup itu sendiri. 


Setiap kekuatan kosmik terwakili, melalui perubahan bentuk. Aliran nutrisi masuk ke dalam sementara limbah, dikeluarkan oleh sel-sel tubuh, juga mencirikan aliran nutrisi serta limbah berkelanjutan ke dalam juga keluar dari tumbuhan, hewan, dan manusia. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan mendasar antara memasak makanan di atas kompor, dengan memasak makanan dalam perut di atas kompor "api" pencernaan internal. Keduanya menggunakan panas untuk menyajikan makanan, agar lebih mudah diasimilasi. Api digunakan oleh kompor eksternal, sementara asam serta enzim oleh perut, tetapi prinsip memasaknya tetap identik terhadap keduanya.


Para Rsi menggunakan teori Lima Elemen Besar (dikenal sebagai Lima Kondisi Besar Keberadaan Material) untuk menjelaskan, bagaimana kekuatan internal serta eksternal ini saling berkaitan.


Lima Elemen Besar tersebut adalah:

  • Tanah, materi padat, atribut karakteristiknya adalah stabilitas, ketetapan atau kekakuan. Tanah adalah zat stabil.
  • Air, materi cair, dimana atribut karakteristiknya adalah mengalir atau mengisi. Air merupakan substansi tanpa stabilitas.
  • Api, mengubah substansi padat menjadi cair menjadi gas atau sebaliknya, meningkatkan atau menurunkan tatanan relatif sebuah substansi. Api adalah wujud tanpa substansi, atribut karakteristiknya adalah transformasi.
  • Udara, materi berwujud gas, dimana atribut karakteristiknya adalah mobilitas atau dinamisme. Udara adalah keberadaan tanpa bentuk.
  • Ruang, medan tempat segala sesuatu terwujud, dan tempat segala sesuatu kembali; ruang tempat berbagai peristiwa terjadi. Ruang (juga bisa diterjemahkan sebagai "Eter") tidak memiliki keberadaan fisik, hanya ada sebagai jarak memisahkan materi.

Kesimpulan
Ayurweda, merupakan sistem penyembuhan kuno India, mengajarkan bahwa kesehatan sejati bisa dicapai melalui keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa. Kunci keseimbangan ini adalah ahamkara, atau "pembentuk-aku", dimana posisinya mengatur sistem kekebalan tubuh, serta menjaga integritas individu. Ahamkara bertindak sebagai penjaga, memastikan bahwa hanya sel-sel setia kepada tubuh diizinkan untuk hidup, sementara sel-sel asing atau mutan akan dihancurkan. Ketika ahamkara melemah, maka tubuh menjadi rentan terhadap penyakit.


Lima Elemen Besar (Tanah, Air, Api, Udara, Ruang) adalah pondasi pemahaman Ayurweda mengenai interaksi kekuatan internal, serta eksternal. Elemen-elemen tersebut menjelaskan bagaimana materi, beserta energi berinteraksi dalam tubuh, juga alam semesta. Tanah mewakili stabilitas, Air mewakili mengalir, Api mewakili transformasi, Udara mewakili mobilitas, dan Ruang mewakili medan tempat segala sesuatu terjadi. Keseimbangan antara elemen-elemen ini sangat penting untuk kesehatan juga harmoni.


Ayurweda menekankan pentingnya hidup selaras bersama Alam, serta menjaga keseimbangan internal. Melalui pemaham peran ahamkara, juga Lima Elemen Besar, kita bisa mencapai kesehatan optimal, juga kehidupan seimbang. Kesehatan sejati adalah mengenai harmonisasi individu bersama Alam, serta keseimbangan antara tubuh, pikiran, juga jiwa.


Post a Comment

0 Comments