Karma Leluhur: Membedah Rahasia Takdir & Pembebasan

Kelupaan sempurna sangat dibutuhkan sebelum Kundalini bisa bangkit, agar Anda tidak terjebak ingatan karma masa lalu. Berkah seperti Pitri Tarpana & pemujaan Ishta Dewata, dianggap mampu meringankan karma, meskipun Hukum Karma tetap tidak terelakkan.

Dalam perjalanan spiritual, kita sering dihadapkan pada pertanyaan: mengapa kita harus mampu melupakan segalanya, sebelum benar-benar mengingat? Kebangkitan Kundalini bisa membuka akses ke Punas Smriti – ingatan karma masa lalu, tentu saja bisa menjebak individu bila belum siap. 


Tulisan kali ini membahas pentingnya kelupaan, cara memberkati diri melalui ritual seperti Pitri Tarpana, serta bagaimana karma leluhur mempengaruhi kehidupan keturunannya. Melalui pemahaman mekanisme karma serta berkat, kita bisa lebih bijak menghadapi takdir, sekaligus turut membuka jalan menuju pembebasan sejati.

Kelupaan Sempurna Seperti Mayat

Baiklah, sekarang mengapa kita membutuhkan namanya  kelupaan sempurna. Hal ini karena saat Kundalini terbangun, Individu akan memperoleh akses ke seluruh ingatan karma masa lalunya. Kami menyebutnya Punas smriti

dalam bahasa Sansekerta. Bila individu telah memperoleh Punas smriti sebelum memiliki kemampuan agar mampu mengatasinya atau sebelum mampu mencerna ingatan apa pun, maka kemungkinan besar justru terperangkap dalam kenangan-kenangan tersebut.


Jadi, alangkah baiknya untuk tidak mencoba mengingat kembali kenangan-kenangan kehidupan lampau, seperti kini mulai dicoba dilakukan oleh beberapa orang. Bagaimana hal itu bisa membantu mereka menjadi lebih baik? Untungnya, sebagian besar orang-orang ini hanya berhalusinasi mengenai sesuatu sehingga menganggapnya nyata, melalui cara membangun konstruksi rumit di sekitarnya, sebagai penghibur diri mereka sendiri. 


Namun, beberapa orang justru benar-benar menyelami Rina Bandhananya, dan merekalah yang benar-benar berada dalam bahaya nyata. Menurut Anda, apa yang mungkin terjadi bila Anda adalah seorang ibu menyadari bahwa anak kandungnya telah membunuhnya di kehidupan sebelumnya? Apakah akan mampu berperilaku seperti seorang ibu dalam kehidupan ini, kemudian melupakan keinginan untuk membalas dendam? Atau apakah justru terjebak dalam realitas sebelumnya, kemudian membiarkan seluruh siklus pembalasan terus berlanjut? Disini kami hanya bisa bersyukur kepada Tuhan atas kemurahan hati Alam, telah menyebabkan kita melupakan hampir seluruh kehidupan masa lalu saat dilahirkan.


Bahkan kelupaan sempurna masih memiliki tahap selanjutnya. Pertama-tama kita harus belajar mengingat. Ini seperti ketika seseorang berusaha mencuri Pratima (Patung Dewa) dimana dipuja oleh masyarakat desa. Brahmana setempat justru melindunginya alih-alih menuduhnya. Dimana kejadian tersebut mampu mengubah pencuri itu selama sisa hidupnya. Itulah sebabnya kami harus mengingat di setiap pagi dalam hidup ini, bahwa suatu saat akan mati. Bahkan ketika pergi ke pemakaman, inilah yang harus dikatakan kepada diri sendiri: “Jangan lupa, bahwa aku juga seperti mayat ini.”

Kelupaan Sempurna Seperti Mayat

Tahukah anda, ada berapa jenis berkat. Dimana setiap berkat adalah karma, ini berarti bahwa masing-masing memiliki konsekuensinya sendiri. Mungkin cara paling sederhana bagi kami untuk memberkati seseorang adalah dengan cara mengambil sebagian karma buruk orang tersebut, tetapi bila melakukan hal tersebut maka kami sendiri harus menanggung karma tersebut. 


Hukum Karma sangat ketat. Ketika ada tindakan, seseorang atau sesuatu harus mengalami reaksinya. Oleh karena itu, mengambil karma orang lain adalah cara memberkati secara kasar serta tidak memuaskan. Kami tidak hanya akan membuat diri sendiri menjadi sengsara, tetapi juga menghabiskan seluruh tabungan shakti kami, hanya dengan memanfaatkan karma buruk beberapa orang saja. Oleh sebab itu, kami tidak punya apa-apa lagi untuk membantu orang lain, yang benar-benar memiliki Rina Bandhana bersama kami.


Sedangkan salah satu cara memberkati seseorang dimana hampir tidak memerlukan biaya apa pun adalah melalui cara mengatur ulang karma orang tersebut. Bila memang individu itu ditakdirkan menderita kesengsaraan melunasi beberapa karma buruk, kami bisa mengatur beberapa karma baik, seharusnya sudah matang serta segera muncul kemudian, kita menyebutnya sebagai karma baik prematur. Namun, setelah karma baik ini habis, tentunya masih ada karma buruk yang matang serta harus kembali dilunasi, tetapi tidak ada karma baik tersisa lagi untuk meredam kesengsaraan. Kondisi terakhirnya justru lebih buruk daripada sebelumnya. 


Meskipun ini jelas bukan hal menguntungkan, tetapi beberapa orang kami kenal, dimana mereka tidak pantas memperoleh kekayaan dalam hidup ini kemudian menuntutnya, dimana kami bisa memberikannya kepada mereka melalui cara terakhir ini. Bila cukup cerdas, mereka bisa menggunakan kekayaan tersebut dengan melakukan lebih banyak karma baik, supaya membangun kembali saldo kredit karma mereka yang sudah buruk, bila tidak mereka akan jatuh sengsara.

Menarik Roh Leluhur Melalui Pitri Tarpana

Bahkan Pitri Tarpana juga bisa menjadi berkah. Misalkan Anda memiliki leluhur (pitri) kemudian terlahir kembali, sebagai seekor kuda penarik kereta, yang akan mempengaruhi kehidupan Anda. Hal ini bisa terjadi, karena masih memiliki sebagian gen, serta kromosomnya, dimana kesadarannya melalui wujud barunya sebagai kuda, juga ikut mempengaruhi kesadaran Anda.


Dimana setiap manusia menjalani kehidupannya, membuat ahamkara nya mengidentifikasikan diri sepenuhnya bersama seluruh tubuhnya. Sedangkan satu-satunya bagian tubuh tersisa, setelah kematian adalah pola gen, serta kromosom, dimana sebagian juga diwariskan ke tubuh Anda sebagai keturunannya. Karena segala sesuatu yang pernah terjadi di kosmos akan meninggalkan jejaknya di sana, sehingga tandanya masih tetap ada pada gen serta kromosom itu, selama polanya relatif utuh. 


Selama tandanya ada di sana, maka kesadarannya masih terus beresonansi, sampai batas tertentu, melalui gen serta kromosom itu, berarti bahwa kesadarannya juga turut mempengaruhi kesadaran Anda, melalui materi genetik, yang telah beliau wariskan kepada Anda.


Sedangkan berapa lama pengaruh tersebut mampu bertahan, Tradisi Weda mengatakan hingga tujuh generasi, tetapi ini tidak ada hubunganya dengan angka numerologi. Sekarang, tahukah Anda, berapa kali seekor kuda biasa harus disilangkan, dengan kuda ras murni, sebelum keturunannya bisa didaftarkan di dalam buku perkawinan ras murni? Yaitu pada persilangan kedelapan, maka kuda biasa bisa menjadi ras kuda murni. Begitu juga manusia, dimana garis keturunan yang biasa-biasa ini juga akan terhapus setelah Tujuh generasi.


Sekarang, Bila leluhur Anda adalah semacam orang suci, maka pengaruh kesadaran warisannya mungkin cukup positif. Bila tidak, itu mungkin tidak banyak membantu, justru terbukti sangat merugikan. Sedangkan cara agar bisa membantu Anda adalah memutuskan hubungan dengannya sedemikian rupa, sehingga secara tidak langsung Anda juga turut membantunya memperoleh kelahiran lebih tinggi. Agar bisa melakukan ini, kita harus melakukan ritual Tarpana, dimana secara paksa akan menarik roh leluhur itu agar tidak mempengaruhi Anda. 


Jelas lebih mudah melakukan ini, bila leluhur tersebut sudah tidak berwujud, tetapi masih bisa dilakukan meskipun beliau masih berwujud juga. Misalnya, ketika roh leluhur meninggalkan tubuh kuda penarik keretanya,  maka tubuhnya akan jatuh tanpa peringatan ke jalan. Tidak seorang pun di sekitar mengerti, apa sebenarnya sedang terjadi. Seseorang bahkan mungkin menuduh pemilik kuda itu melakukan penyiksaan terhadap kudanya. 


Selama ritual Tarpana berlangsung, kuda itu tetap tidak sadar, begitu ritual  selesai, dia akan melompat, kemudian mulai berjalan terhuyung-huyung. Selanjutnya pada malam harinya, ketika tidak ada seorang pun ada di dekatnya, roh leluhur tersebut kemudian meninggalkan kuda itu secara permanen, pergi ke rahim lainnya sementara kuda itu akan mati.

Berkah Pemujaan Istha Dewata

Meskipun ritual tersebut tidak memutuskan ikatan secara tuntas, karena Anda masih memiliki gen serta kromosomnya. Namun sekarang leluhur tersebut telah naik sedikit, ke dunia manifestasi, jadi pengaruh negatifnya hanya terhadap Anda juga setidaknya berkurang sedikit. Tapi mengapa begitu, karena ini hanyalah salah satu, dari sekian banyak leluhur yang Anda miliki, bukan? 


Guru kami pernah berkata, “Ketika kamu mampu mengetahui seseorang hanya dengan cara memandangnya, semua tentang ayahnya, kakeknya, begitu seterusnya, hingga dua puluh lima generasi sebelumnya, dan kamu juga akan mampu mengetahui, seperti apa orang tersebut di dua puluh lima kelahiran terakhirnya, maka kamu mampu melihat ke masa depannya, mengenai apa yang bakal terjadi padanya, di dua puluh lima kelahiran berikutnya, disini kamu bisa dikatakan telah belajar sedikit, dari sebagian kecil dari apa saja yang bisa kamu ketahui.” Dimana mengetahui dua puluh lima generasi, hanyalah permulaan; sedangkan seorang Rsi mampu mengetahui jutaan generasi, sekaligus.


Bila melakukan Pitri Tarpana untuk para leluhur baik dari sisi ayah serta ibu leluhur, itu bisa memberkati Anda dengan membantu menjauhkan diri dari pengaruh negatif mereka. Namun, cara lebih halus memberkati diri sendiri adalah melakukan Tarpana, bagi Rsi pendiri gotra (klan keluarga) Anda. Ini bisa membuat Rsi sangat bahagia sehingga beliau, bisa memberkati dengan limpahan cintanya, sehingga membuat Anda terbebas dari noda karma sekecil apa pun. 


Sedangkan cara lain memberkati diri sendiri adalah melalui pemujaan dewa pribadi, atau Ishta dewata, atas nama pribadi. Ketika dewa tersebut bahagia, maka pastinya Anda diberkati. Anda juga bisa memberkati diri sendiri, ketika mampu meningkatkan sifat bawaan sendiri, setiap kali melakukan pemujaan tulus kepada Ishta Dewata tersebut. Begitu juga ketika memuja Rsi pendiri gotra, atau secara pribadi melakukan Pitri Tarpana untuk leluhur. Bahkan di setiap kasus, Anda mampu mengubah kesadaran dengan mengatur aktivitas gen tertentu dalam tubuh sendiri.

Kesimpulan

Karma adalah hukum alam tak terelakkan, namun kita bisa belajar mengelolanya secara bijak. Kelupaan sempurna diperlukan sebelum Kundalini bangkit, karena ingatan masa lalu (Punas Smriti) bisa menjadi jebakan, bila belum diproses melalui kesadaran tinggi. Tanpa filter kelupaan, seseorang mungkin terjebak ke dalam siklus dendam, atau penderitaan dari kehidupan lampau.


Berkah seperti Pitri Tarpana, dan pemujaan Ishta Dewata, turut membantu meringankan beban karma, baik dari leluhur maupun diri sendiri. Namun, berkat bukanlah solusi instan—karena karma baik yang "dipinjamkan" harus dibayar kembali. Mengatur ulang karma bisa memberi kelegaan sementara, tapi bila tidak diimbangi dengan perbuatan baik, konsekuensinya justru lebih berat.


Kita juga terhubung dengan leluhur melalui gen serta kesadaran kolektif. Ritual seperti Tarpana membantu mengurangi pengaruh negatif mereka, sementara pemujaan Rsi leluhur (Gotra) membuka berkah spiritual. Pada akhirnya, pemujaan tulus, serta kesadaran akan kematian, adalah kunci melampaui karma.


Melalui pemahaman mekanisme ini, kita tidak hanya mengubah takdir sendiri, tetapi juga memutus rantai karma negatif untuk generasi mendatang. Kebebasan sejati dimulai ketika kita berani menghadapi karma, lalu melampauinya.


Post a Comment

0 Comments