Kutukan seperti Kegamati, mampu mengubah kesadaran manusia. Dimana Saturnus mampu mengendalikan takdir makhluk hidup, hanya melalui perubahan kimiawi tubuh. Meskipun Rahwana menaklukkan seluruh planet, tapi akhirnya harus dikalahkan oleh tatapan Saturnus. Mari kita pahami kekuatan sebuah kutukan, pengaruh astrologi, serta cara planet membentuk nasib, dalam permainan karma tak terelakkan.
Kutukan bukan hanya sekadar mitos—contohnya seperti Kegamati, dan Bhanamati, dimana kemampuannya mengubah kesadaran manusia secara drastis. Saturnus, sang penguasa takdir, mampu mempengaruhi hidup kita melalui perubahan kimiawi tubuh. Sedangkan kisah Dewa Siwa justru terserap dalam samadhi-Nya sendiri hanya karena tatapan Saturnus, atau kisah Rahwana, pada akhirnya dikalahkan meskipun telah menaklukkan sembilan planet, ini menunjukkan betapa karma, serta nasib, tidak bisa dihindari.
Tulisan kali ini juga mengungkap rahasia kutukan, kekuatan planet, serta alasan mengapa astrologi—meskipun telah dikutuk oleh Dewi Parwati—masih tetap menjadi alat terbaik, untuk memahami takdir kita.
Pengaruh Kutukan Terhadap Individu
Sekarang bagaimana dengan pengaruh kutukan, karena ada banyak cara berbeda untuk mengutuk. Dua di antaranya adalah ritual umum dilakukan di India Selatan, disebut Kegamati dan Bhanamati. Meskipun ritual kutukan ini biasanya ditujukan hanya pada individu, tetapi juga bisa mempengaruhi seluruh desa. Dimana di desa ini semua orang adalah pekerja keras, bahkan bersikap normal seperti biasa di siang hari.
Namun, setelah matahari terbenam, mereka semua akan menanggalkan pakaiannya, kemudian berlarian ke jalan sambil berteriak marah. Semua orang berteriak, serta menjerit sekeras-kerasnya. Tetapi ketika pagi hari menjelang, mereka semua telah melupakan apa yang telah dilakukannya di malam hari, dengan memulai kehidupan normalnya lagi.
Kehidupan penduduk desa ini benar-benar terganggu oleh kutukan tersebut, sedangkan satu-satunya perbedaan antara kehidupan pagi, dengan malam adalah, perubahan kesadaran mereka yang terlalu dramatis.
Tidak seorang pun bisa menyangkal, bahwa kesadaran manusia bergantung pada zat kimia. Bila tidak demikian, bagaimana zat memabukkan, juga obat-obatan psikoaktif lainnya mampu mempengaruhi kita?
Hanya mengubah beberapa molekul, maka pola baru pun tercipta. Yang dibutuhkan hanyalah beberapa sel mengembang, atau beberapa pembuluh darah kecil berkontraksi, sehingga pikiran pun akan berubah total. Anda pasti telah menyadari, bagaimana sikap Anda sendiri berubah dari waktu ke waktu. Misalnya, Di kantor mungkin merasa lelah, mudah marah, bahkan kesal, tetapi sebagian besar segera melupakan semua itu, begitu sampai di rumah, tempat Anda bisa bersantai, serta menikmati diri sendiri.
Sebenarnya ada banyak faktor bisa mempengaruhi sifat individu, yaitu Swabhawanya, tetapi semuanya bermuara pada pengendalian pola kimiawi otak. Seberapa banyak atau sedikitnya ahamkara mampu mengidentifikasi diri dengan tubuh individunya, menentukan seberapa bebas Kundalininya, dikendalikan oleh kimiawi otak tersebut.
Ketika Saturnus ingin mempengaruhi kesadaran seseorang, yang harus dilakukannya, hanyalah membuat beberapa perubahan kecil dalam metabolismenya. Inilah sebabnya mengapa penganut Tantra menyukai zat memabukkan, juga ada dalam ritual panchamakara. Selama individu masih mampu mengendalikan zat memabukkan tersebut, atau selama mampu mengkonsumsinya, tanpa zat tersebut berbalik mengkonsumsinya, tentu saja individu bisa mengarahkannya, untuk mengubah sifatnya dengan cara apapun yang diinginkan.
Hal ini khususnya berlaku bagi bhang (olahan daun mariyuana) sehingga pikiran apa pun yang berusaha Anda simpan dalam benak, akan tetap ada di sana tanpa usaha. Sedangkan bila mampu berkonsentrasi melepaskan Kundalini dari selubungnya, Individu juga bisa membuat kemajuan cepat melalui bantuan zat memabukkan tersebut—tetapi zat itu hanya berguna, bila individu telah mampu mengendalikan pikirannya sendiri. Bila tidak, maka kesadarannya dibanjiri oleh zat memabukkan tersebut, tentunya ia akan tenggelam, karena zat itu justru memperkuat, serta mengintensifkan seluruh keterbatasan sifatnya.
Dewa Siwa, Parwati dan Saturnus
Bahkan selama Swabhawa individu tidak dikendalikan dengan sempurna, maka ia masih harus tunduk pada kendali Saturnus, dan percayalah, bukanlah hal mudah, mampu mengendalikan sifat bawaan tersebut. Bahkan Dewa Siwa sendiri, pernah dipengaruhi oleh Saturnus.
Begini ceritanya, Ketika Dewa Siwa dan Dewi Parwati menikah, semua planet kecuali Saturnus, datang untuk memberkati pasangan itu. Dewi Parwati menganggap ketidakhadiran Saturnus sebagai penghinaan, sehingga menuntut agar Saturnus diperintahkan hadir. Dewa Siwa tersenyum lembut, kemudian berkata, "Dewiku, mengapa tidak dibiarkan saja? Lebih baik dia tidak ada di sini. Bahkan, Saturnus telah melakukan kebaikan khusus kepada kita, dengan sengaja tidak datang."
Tetapi Dewi Parwati masih bersikeras, sehingga shakti dalam tubuhnya turut terbangun, membuatnya tidak terkendali, sehingga Saturnus terpaksa hadir. Dimana dia tidak berdiri tepat di hadapan pasangan itu; hanya melirik mereka dari kejauhan. Tetapi begitu Dewa Siwa melihat Saturnus, Beliau mengalami hakikat sejatinya sendiri, sehingga langsung masuk ke dalam samadhi mendalam.
Disini bisa dipahami, bahwa Saturnus mampu membuat Anda mengalami hakekat diri sendiri sebagaimana adanya, bahkan sampai jauh di dalam. Karena hakikat Dewa Siwa adalah kesadaran murni, itulah yang harus beliau alami. Siwa tinggal dalam samadhi mendalam, sehingga mengalami kesadaran itu selama tujuh setengah tahun ilahi.
Sekarang tahukah Anda, bahwa masa tujuh setengah tahun tersebut juga terjadi di dunia manusia, dikenal sebagai masa Shani sade sati, dimana individu yang terpengaruh oleh tatapan Saturnus, akan mengalami keterpurukan. Sedangkan selama waktu itu Dewi Parwati menjadi sangat marah. Bagaimana bisa menikmati pernikahan suci bersama suaminya ketika Dewa Siwa sendiri berada dalam samadhi mendalam?
Setelah tujuh setengah tahun Tuhan berlalu, Dewa Siwa kembali ke kesadaran normal, kemudian berkata kepada Dewi Parwati, “Sekarang engkau mengetahui, mengapa Saturnus tidak usah diundang ke pernikahan kita.” Kemudian Dewi Parwati masih dengan amarahnya mengutuk astrologi, bahwa ramalan astrologi tidak akan pernah 100% akurat, tanpa menambahkan banyak intuisi ke dalamnya. Bahkan juga mengutuk siapa saja yang mencari nafkah melalui astrologi, bahwa mereka selalu menjadi pengemis menyedihkan.
Kekuatan Isthabala dan Ramalan
Tetapi apakah kutukan tersebut benar-benar terjadi? Faktanya banyak astrolog yang kami kenal sebenarnya sangat menyedihkan, bahkan beberapa benar-benar pengemis, kami juga telah melihat beberapa contoh sugestif. Namun, apakah ini benar-benar karena kutukan Dewi Parwati? Tentu saja kami percaya, selain itu karena mereka telah melupakan banyak pengetahuan asli Jyotish. Sehingga kutukan Dewi Parwati mampu mempengaruhi mereka dengan sangat kuat, karena intuisi mereka lemah, itulah sebabnya kami bisa mengatakan bahwa banyak astrolog hanya menggunakan 85% intuisi menyesatkan, sedangkan 15% tanpa dasar.
Sekarang, tahukah Anda kata Sansekerta untuk intuisi? Itu disebut dengan Ishtabala, secara harfiah berarti kekuatan Ishta Dewata, atau dewa pribadi. Karena Anda tidak akan bisa menjadi astrolog kompeten, kecuali memiliki hubungan sehat bersama dewa pribadi tersebut. Meskipun telah dikutuk oleh Dewi Parwati, Jyotisha masih merupakan alat terbaik, yang kita miliki untuk meramal nasib, karena Saturnus melambangkan nasib. Adalah baik mampu meramal nasib sendiri, artinya memiliki kesempatan melebihi hampir semua orang.
Sedangkan memuja planet, tidak harus dilakukan oleh para astrolog. Memuja Sembilan Planet adalah cara baik, guna mengendalikan sifat bawaan tersebut. Kami juga memuja planet-planet yang ditempatkan secara baik, agar mendorong mereka membantu kami agar lebih giat, serta mencoba menenangkan planet-planet yang sedang konflik, meminta mereka agar tidak merusak pikiran, atau kehidupan kami.
Kami menghormati planet-planet seperti Mahapurusha atau dikenal sebagai muni. Bahkan seperti makhluk lainnya—para Rsi, dewa, atau bahkan tetangga sebelah rumah, dimana mereka pasti akan menanggapi secara positif upaya kami memujinya. Beberapa raja bahkan pertapa bahkan berhasil menguasai, atau setidaknya mempengaruhi, delapan dari sembilan planet tersebut, dengan berhasil menyelesaikan sadhana untuk planet-planet tersebut.
Tetapi, juga sangat sedikit dari para sadhaka (orang melakukan sadhana) ini, mampu mengendalikan planet paling kuat, serta sulit ditenangkan, yaitu Saturnus. Hanya mereka yang sangat berani, atau bahkan sangat gegabah, mencoba mengendalikan Sembilan Planet, karena ketika mampu sepenuhnya mengendalikan Sembilan Planet, artinya Anda mampu mengendalikan seluruh alam semesta terwujud.
Rahwana dan Penaklukan Sembilan Planet
Meskipun itu bukanlah sebuah pekerjaan mudah, tetapi sudah pernah dilakukan, yaitu oleh Rahwana. Tetapi mengapa Rahwana si iblis Alengka? Jawabannya, Rahwana adalah seorang Siddha, membuatnya menjadi abadi. Karena itu, Kundalini-nya sepenuhnya berada di bawah kendalinya, itu berarti bahwa Takdir tidak mampu lagi mempengaruhinya. Ia telah memperoleh kendali penuh atas Swabhawa-nya, atau sifat bawaannya.
Kendali atas Swabhawa-nya, mampu memberinya kekuatan menaklukkan planet-planet tersebut, termasuk Saturnus. Setelah menaklukkannya, Rahwana membawa mereka pulang bersamanya, kemudian menaruhnya dalam posisi tengkurap, di tangga menuju singgasananya. Dia bisa saja terus seperti ini selama berabad-abad, karena seluruh planet tersebut tidak mampu mempengaruhinya lagi selama mereka tidak bisa melihatnya. Tentu saja hal itu akan menghalangi permainan para Rsi atau lila, jadi mereka mengirim Narada, Sang Pembuat Onar Surgawi, agar menyelesaikan masalah tersebut.
Narada menemui Saturnus yang sedang tengkurap dan berkata, “Kamu adalah yang terkuat dari semua planet, tetapi nyatanya kamu di sini berbaring tengkurap di depan takhta Rahwana, bahkan tidak mampu bertindak apapun terhadap kondisimu sendiri. Saturnus menjawab, “Karena aku tengkurap, tatapanku tidak bisa jatuh pada Rahwana, sehingga tidak bisa mempengaruhinya. Rayu dia agar segera membalikkanku, maka aku akan melakukan sisanya!”
Narada mengerti, kemudian pergi mencari Rahwana. Setelah memujinya setinggi langit, Narada menyarankan kepada Rahwana bahwa dia mungkin ingin membalikkan planet-planet itu, sehingga bisa menikmati kemalangan mereka secara lebih maksimal. Rahwana menyukai saran ini, dan segera setelah membalikkan planet-planet itu kembali ke punggungnya, tatapan Saturnus jatuh padanya, membuat pikirannya seketika menjadi menyimpang.
Kesimpulan
Kutukan seperti Kegamati dan Bhanamati membuktikan, bahwa kesadaran manusia bisa diubah secara paksa—bahkan seluruh desa bisa terjebak dalam siklus kegilaan malam hari, tanpa ingatan di pagi harinya. Ini menunjukkan betapa rapuhnya pikiran kita terhadap pengaruh luar, termasuk Saturnus, yang mampu mengendalikan takdir melalui perubahan metabolisme tubuh.
Saturnus begitu kuat hingga Dewa Siwa sendiri terjebak ke dalam samadhi-Nya selama 7,5 tahun, hanya karena sekilas tatapannya. Kutukan Dewi Parwati pada astrologi—membuat banyak astrolog hidup miskin—juga membuktikan bahwa nasib tak sepenuhnya bisa diramalkan, karena intuisi (Ishtabala) memegang peran krusial.
Namun, Rahwana pernah hampir mengalahkan hukum karma. Sebagai Siddha, ia telah menaklukkan sembilan planet, serta memajang mereka di tangga singgasananya. Tapi saat ia mulai membalikkan Saturnus, tatapannya mengubah pikiran Rahwana, kemudian membalikkannya. Ini membuktikan: Takdir tak bisa dikalahkan selamanya.
Tetapi pelajaran apa bisa dipetik?
- Kutukan & planet nyata pengaruhnya, tapi bisa dikendalikan melalui pemujaan dan kesadaran.
- Saturnus adalah simbol takdir—kita bisa memohon perlindungan, tapi tidak bisa melawannya.
- Astrologi berguna, tapi harus diimbangi oleh intuisi murni (Ishtabala).
- Tak ada yang abadi di bawah hukum karma—bahkan Rahwana pun jatuh.
Pada akhirnya, pemahaman tentang karma, planet, serta kekuatan spiritual, merupakan kunci menghadapi takdir secara bijak.
0 Comments
"Terima kasih banyak telah meninggalkan komentar di blog kami! Kami sangat menghargai partisipasi Anda. Komentar Anda membantu kami untuk terus berkembang dan memberikan konten terbaik. Kami akan segera membalasnya begitu kami online. Tetaplah terhubung dan terus berbagi pemikiran Anda!"