Di era Kali Yuga, mengenali orang suci sejati sangatlah penting. Orang suci yang asli memancarkan aroma, serta aura kedamaian, menenangkan jiwa. Dengan memahami ciri-ciri ini, kita bisa lebih bijak dalam mengevaluasi, juga mendekati mereka, untuk pencerahan spiritual lebih mendalam.
Kali ini kami menyusun tulisan ini, guna memberikan wawasan mendalam mengenai ciri-ciri orang suci, perilaku, serta aroma khas mereka. Dalam era Kali Yuga, mengenali keaslian orang suci menjadi semakin penting. Tulisan ini diharapkan dapat membantu pembaca memahami, serta mengevaluasi karakteristik, dari seorang pertapa sejati.
Semoga setiap artikel di blog kami memotivasi pembaca untuk mengeksplorasi aspek spiritualitas yang otentik. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar, atau berlangganan untuk mendapatkan pembaruan terbaru dari kami. Terima kasih atas kunjungan Anda.
Selamat membaca!
Ciri-Ciri Orang Suci Berdasarkan Aroma
Dari seribu orang suci saat ini mungkin hanya satu yang asli, karena ini adalah Kali Yuga. Anda akan bertemu banyak sekali pengakuan sebagai sorang suci, dan perlu tahu cara mengevaluasinya. Salah satunya, adalah dengan cara belajar mencium baunya. Ya benar, bau orang suci.
Ada orang mengatakan, bahwa Attar hanya bisa tercipta bila bunganya dihancurkan, begitu pula halnya dengan seorang pertapa atau orang suci. Hanya setelah egonya dihancurkan secara menyeluruh, maka Kundalini-nya akan mampu mengidentifikasi diri dengan Tuhan, barulah mampu memberikan aroma harum, kepada semua orang yang mendekatinya.
Selama manusia masih mempertahankan sifat egoisnya, maka bau busuk, akan selalu mengikutinya kemanapun dirinya pergi. Selama pikiran, serta tubuh kita terhalang, maka tidak akan pernah bisa mengetahui siapa orang suci tersebut, atau bahkan mampu mengendus aromanya. Saat Anda mampu memurnikan diri sendiri, maka persepsi juga ikut meningkat, begitu juga dengan keinginan untuk lebih banyak belajar. Ini diibaratkan membuka botol Attar di dalam sebuah ruangan. Setelah beberapa saat, semua orang, kecuali yang hidungnya sedang tersumbat, akan mampu mencium keharumannya.
Bagi mereka yang tidak berpengalaman hanya mampu mengatakan, “Ada Attar.” Bagi yang berpengalaman akan mampu mengidentifikasinya dengan lebih akurat, “Itu adalah mawar.” Sedangkan hanya seorang ahli, akan mampu mengenali nuansa halusnya, “Itu adalah mawar, dicampur dengan sedikit melati.” Hal tersebut, juga berlaku pada aroma pada orang-orang suci.
Bila ingin mengetahui asli, atau tidaknya orang suci, temui saja dulu dia, tapi jangan tanya apa-apa. Duduklah dengan tenang, serta jangan banyak bicara, dengarkan, serta berusahalah untuk mengosongkan pikiran. Ketika duduk di dekatnya Anda akan merasakan, mampu melupakan hal-hal duniawi, serta terasa menjadi lebih damai, maka dia adalah orang suci sejati, karena aura cahayanya mampu menenangkan pikiran. Bila tidak, maka segera pergi!
Memahami Fisik Serta Kemampuan Orang Suci.
Sekali pikiran kita telah menjadi murni, maka tidak ada batasan apapun yang mampu dipelajari. Seorang murid akan mampu mengetahui banyak hal mengenai seseorang, hanya dengan melalui observasi sederhana.
Contohnya, dengan memeriksa kotoran dari orang suci. Mereka hanya mengeluarkan satu ons, atau paling banyak beberapa ons sehari, lebih dari itu menunjukkan, bahwa guru tersebut palsu. Kenapa bisa begitu?, bila Jathara Agni, atau api pencernaan, telah menyerahkan sebagian besar energinya kepada Bhuta Agni, atau api spiritual, maka hanya akan ada sedikit api pencernaan fisik tersisa.
Praktisi spiritual pada dasarnya disiplin, dan hanya akan makan sebanyak mereka lapar. Bila makan lebih banyak daripada yang mereka mampu cerna, maka dia harus mengeluarkan kelebihannya, dan kita bisa mendeteksinya. Bila api tubuhnya pada umumnya lemah, maka asimilasinya juga buruk, tentu ia akan mengeluarkan lebih banyak, dibandingkan yang mampu diserapnya, ini juga menunjukkan bahwa pikiran orang tersebut, sama tumpulnya dengan tubuhnya.
Prinsip ini juga membuat kita lebih mudah, mengukur kemampuan spiritual seseorang, serta bisa menggunakan tes ini untuk siapa saja. Namun, Bila tidak mampu melihat kotorannya maka lihatlah wajahnya. Dimana wajah orang suci sejati, akan mulai mengambil bentuk wajah dewa yang dipuja, ataupun guru spiritualnya.
Tahukah Anda bagaimana pasangan suami istri, akan mulai terlihat mirip satu sama lain, setelah empat puluh, atau lima puluh tahun? Ini adalah prinsip sama, dijelaskan dalam hukum ulat, serta kupu-kupu. Bila seseorang bermeditasi pada guru, atau wujud dewa tertentu, di akhir hidupnya, maka orang tersebut akan terlihat sama, dengan wujud yang dimeditasikan. Sedangkan Efek tersebut mampu diperkuat jutaan kali lipat, bila Kundalininya telah terbangun. Ingatlah bahwa kekuatan dasar Kundalini adalah identifikasi diri, dan dia dengan cepat mengambil bentuk apapun yang identifikasinya.
Memahami Tabiat Serta Perilaku Orang Suci
Orang suci sejati jarang menyukai seseorang mengambil fotonya. Hal ini karena mereka tidak suka dikenal banyak orang, mereka lebih memilih hidup sendiri, dan mati sendiri, agar bisa lebih dekat dengan Tuhan. Selain itu, sebuah foto mampu memberikan dorongan besar bagi siapa pun, ingin mengidentifikasi diri, dengan orang tersebut. Siapa pun yang memiliki foto orang suci, akan mampu memanggilnya secara astral, sera bermain-main dengannya, tentu saja itu semua baik dan bagus.
Tetapi bagaimana, bila seseorang tersebut karena alasan tertentu membenci orang suci itu? Setiap kali mereka melihat fotonya, mereka akan mengingat kebenciannya, juga mengirimkan getaran negatif, semakin kuat ke arahnya, ini akan berdampak tidak menyenangkan bagi kesehatan, serta kesejahteraan orang suci malang, tidak bersalah itu. Hanya orang suci palsu mendambakan publisitas, serta rela di foto.
Hindari Orang Suci Yang Membicarakan Sumbangan
Selagi kita sibuk mengamati orang suci, jangan lupa mendengarkan dengan baik apa yang diucapkannya. Bila orang suci yang ditemui berbicara tentang mengumpulkan uang, untuk membangun asrama, atau pusat spiritual serta sebagainya, maka segeralah pergi. Kami pahami, para muridnya mungkin akan menyampaikan hal-hal seperti itu, sedangkan para murid selalu agak mudah tertipu.
Namun orang suci sejati akan berkata, “Mengapa saya harus bersusah payah mencoba membangun sesuatu? Bila Tuhan menghendaki saya memilikinya, maka saya akan memilikinya.” Ini adalah sikap benar karena menunjukkan bahwa orang suci tersebut, mempunyai keyakinan penuh terhadap ketuhanannya. Hanya bila dirinya sendiri tidak memiliki keyakinan, barulah dia akan mencoba mengumpulkan uang, murid, atau apapun itu.
Ada pepatah mengatakan, “Apa gunanya bunga tidak wangi? Apa gunanya wajah rupawan, tapi tidak disukai siapa pun? Dan apa gunanya orang suci tak mampu memberi”? Ini karena orang suci selalu memberi, mereka menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan, bagaimana mereka bisa menolak memberikan kepada Tuhan berwujud manusia, apa yang telah menjadi milik Tuhan? Sungguh memalukan betapa banyak orang yang menghasilkan uang, serta ketenaran untuk diri mereka sendiri, terutama dari Bhagavad Gita.
Kisah Guru Spiritual Dan Cerminan Pencerahan Palsu
Ada seorang guru spiritual, yang telah mengumpulkan banyak murid melalui khotbahnya mengenai Jnaneshwari. Seperti kami yakini, bahwa Siddha agung Jnaneshwar, tidak menulis Jnaneshwari, agar dirinya menjadi terkenal. Beliau menulis Jnaneshwar, agar masyarakat awam yang tidak memahami bahasa Sansekerta, mampu mendengarkan cerita Krishna dalam bahasa Marathi, bahasa mereka sendiri, serta mampu menyimpannya dalam hatinya, ini mendekatkan diri mereka kepada Krishna melalui cara tersebut. Ketika Jnaneshwar sendiri tidak pernah mengkomersilkan tulisannya, mengapa orang lain melakukannya?
Guru ini sebenarnya seorang tukang cukur, yang telah memperkenalkan dirinya menjadi penceramah agama. Tidak ada yang salah dalam hal ini, kecuali bahwa Jnaneshwari sebenarnya adalah sebuah risalah luar biasa, mengenai subjek spiritual termasuk Kundalini, kecuali Anda memiliki pengalaman pribadi di bagian tersebut (kundalini), maka Anda tidak berhak membuka mulut.
Anda tentu tidak berhak membengkakkan kepala, seperti dilakukan oleh guru tersebut. Dia mengembangkan ego begitu besar sehingga suatu hari, ada seorang pertapa memutuskan untuk memberinya pelajaran. Orang suci ini pergi menemuinya, dengan membawa serta seekor anjing.
Saat menemuinya, pertapa tersebut melakukan sujud penuh, seperti umumnya yang selalu dilakukan saat bertemu orang suci mana pun, untuk mengukur kualitasnya. Guru ini, menurutnya, sama sekali tidak mencapai tingkat spiritual apapun. Guru tersebut mulai menjelaskan sesuatu ketika tiba-tiba ada anjing menerobos masuk, seperti yang telah pertapa itu rencanakan, dan berlari ke arahnya. Guru itu berteriak, “Singkirkan anjing itu dariku”!
“Guru harus dipuja sebagai Tuhan. Dia adalah Tuhan, dia tidak kurang dari itu. Memahami ini berarti memahami rahasia bhakti kepada Guru. Bila Anda berpikir guru Anda adalah manusia biasa, Anda keliru. Guru adalah Tuhan." - Swami Vivekananda.
Ketika guru itu masih berteriak menyuruh murid-muridnya untuk menyingkirkan anjing yang datang dengan cara tiba-tiba itu. Pertapa itu berkata kepadanya, “ Wahai guruku, Anda mengaku bahwa diri Anda adalah orang hebat, padahal secara silsilah Anda hanya seorang tukang cukur. Bagi saya itu bukanlah masalah, tapi meskipun demikian, buku yang telah Anda sampaikan menyatakan dengan jelas, bahwa seorang bijak memandang dengan pandangan sama, pada jiwa yang telah sadar, seekor sapi, seekor gajah, seekor anjing, dan seorang pemakan anjing. Apakah Anda lebih baik daripada Krishna, sehingga merasa tersinggung oleh kehadiran seekor anjing”?
Guru itu tidak punya pilihan lain selain diam. Seperti kita semua telah pahami, Tidak ada gunanya hanya mengoceh tentang semua teori spiritual, kita hanya perlu melakukan sadhana, serta mendapatkan pengalaman. Maka akan tahu, dan tidak perlu lagi bicara. Seperti halnya orang memahami teori chakra, tapi tidak memahami keberadaan kundalini. Anda tidak bisa menyadari kebenaran, hanya dengan memikirkannya, dan tentunya harus melalui kesulitannya juga.
Kesimpulan
Di era Kali Yuga ini, menemukan orang suci sejati adalah hal yang langka. Salah satu cara mengenalinya adalah, dengan mengamati aroma khas mereka. Ibarat attar, hanya terbentuk dari bunga yang telah dihancurkan, seorang pertapa menghancurkan egonya, serta menyatu dengan Tuhan, membuatnya memancarkan aroma harum. Sebaliknya, ego kuat, akan menghasilkan bau busuk, yang mengikuti kemanapun mereka pergi.
Selain aroma, kemurnian diri juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap orang suci. Mereka yang mampu memurnikan dirinya akan lebih peka, serta mampu mengenali nuansa spiritual lebih halus. Bila ingin mengetahui keaslian seorang suci, temuilah mereka secara langsung. Duduklah dengan tenang di dekatnya, serta rasakan, apakah kehadiran mereka membawa kedamaian, juga membantu melupakan hal-hal keduniawian.? Bila tidak, maka lebih baik segera pergi.
Kemurnian pikiran, juga memungkinkan seseorang mampu mempelajari banyak hal, melalui observasi sederhana. Contohnya, memeriksa kotoran pertapa sejati, biasanya mereka hanya mengeluarkan sedikit kotoran setiap hari, menunjukkan bahwa energi pencernaannya, telah dialihkan ke energi spiritual.
Selain itu, wajah orang suci sejati akan mulai menyerupai dewa yang mereka puja, atau gurunya, seiring waktu. Mereka cenderung tidak suka difoto karena tidak ingin dikenal banyak orang, melainkan lebih memilih hidup sederhana, serta dekat dengan Tuhan. Orang suci yang mendambakan publisitas biasanya adalah palsu.
Ucapannya juga menjadi indikator penting. Bila seorang suci berbicara mengenai mengumpulkan uang, guna membangun sesuatu, segera tinggalkan. Seorang suci sejati percaya, bahwa bila Tuhan menghendaki sesuatu, itu akan terjadi tanpa usaha duniawi berlebihan.
Orang suci sejati juga selalu memberi tanpa pamrih, karena mereka menyadari bahwa segala sesuatu, adalah milik Tuhan. Mereka tidak mencari ketenaran, serta kekayaan dari ajaran-ajaran suci. Baik sadhana, dan pengalaman langsung, merupakan kunci memahami kebenaran spiritual, bukan hanya sekedar teori semata. Melalui perjalanan spiritual sejati, seseorang akan mampu mengenali, serta memahami keberadaan orang suci sejati.
0 Comments
"Terima kasih banyak telah meninggalkan komentar di blog kami! Kami sangat menghargai partisipasi Anda. Komentar Anda membantu kami untuk terus berkembang dan memberikan konten terbaik. Kami akan segera membalasnya begitu kami online. Tetaplah terhubung dan terus berbagi pemikiran Anda!"