Kelahiran Anjaneya: Rahasia Kekuatan dan Pengabdian Spiritual

Anjaneya, atau Hanuman, terlahir dari berkah dua Rsi serta kekuatan iman Anjani. Kisahnya mengajarkan kekuatan pengabdian juga karma. Meski tidak disebut dalam Weda, Anjaneya adalah jantung Rama, simbol kesetiaan dan kebijaksanaan spiritual melampaui batas

Kisah kelahiran Anjaneya, atau Hanuman, adalah cerita penuh dengan makna spiritual. Lahir dari berkah dua Rsi, yaitu Angiras dan Rishya Shringa, serta iman kuat ibunya, Anjani, Anjaneya menjadi simbol kekuatan, kesetiaan, juga kebijaksanaan. Meskipun tidak disebut dalam Weda, Anjaneya memainkan peran penting dalam epik Ramayana sebagai jantung Rama. 


Tulisan kali ini mengajak kita memahami bagaimana iman, pengabdian, juga berkah spiritual, mampu menciptakan kekuatan melampaui batas. Mari kita telusuri kisah inspiratif ini, serta pelajari pelajaran berharga terkandung di dalamnya.

Kisah Kelahiran Hanuman

Tahukah Anda, bahwa nama Anjaneya (Hanuman) tidak disebutkan oleh Weda dari sebelas Rudra? Anjaneya tidak muncul di mana pun dalam Weda, hal ini karena dirinya tidak ada hubungannya dengan Weda. Anjaneya adalah benar-benar jantung Rama. Namun, apakah Anda mengetahui kisah kelahiran-Nya? Pasti mengetahuinya, tetapi tidak seluruhnya. Baiklah kita akan sampaikan kisah dimana tidak semua orang mengetahuinya.


Kisah Anjaneya dimulai dari seorang Rsi bernama Rishya Shringa (Tanduk Kijang) karena beliau benar-benar memiliki tanduk di kepalanya. Raja Dasharatha telah lama ingin menjadi ayah seorang anak, bahkan meskipun gurunya adalah Rsi Vasistha telah mencoba berbagai metode, tetapi tetap gagal menghasilkan keturunan bagi sang raja. Oleh karena itu, Rsi Vasistha meminta Rishya Shringa melakukan pengorbanan, dikenal sebagai Putra Kameshti Yajna untuk tujuan tersebut. Setelah pengorbanan, Rishya Shringa membagikan prasada (persembahan disucikan) kepada tiga istri raja. Ketika Kaikeyi, istri ketiga raja, mencoba memutuskan apakah akan memakannya, seekor elang dikenal sebagai berjenis alap-alap, menukik serta menyambar prasada dari genggamannya. 


Elang tersebut terbang ke tempat seekor lutung betina bernama Anjani sedang duduk, dan menjatuhkan prasada ke tangannya. Anjani kemudian memakannya, kemudian mengandung Anjaneya. Sekarang kembali pada pengorbanan, prasada tersisa harus dibagi lagi sehingga Kaikeyi juga mendapatkannya. Ketiga ratu tersebut memakan prasada, sebagai hasilnya mereka segera mengandung Rama beserta ketiga saudaranya. Keempat bersaudara ini dipenuhi oleh kesaktian, tetapi kesaktian mereka terbatas, karena prasadanya telah dibagi lagi. Hanya ibu Anjaneya, yaitu Anjani, memperoleh bagian penuh, itulah sebabnya kesaktian Anjaneya tidak terbatas.


Tetapi selain itu, Anjaneya terlahir karena campur tangan dari dua Rsi, yaitu Angiras dan Rishya Shringa, sedangkan Rama beserta saudara-saudaranya, hanya  diberkati oleh Rishya Shringa saja. Dimana berkat seorang Rsi sudah cukup untuk bisa menciptakan dewa, tetapi ketika Anda diberkati oleh keduanya, itu adalah hal lain. Itulah salah satu alasan mengapa kami juga sangat mencintai Anjaneya. Namun, di mana letak peran Rsi Angiras?

Anjani dan Rsi Angiras

Sebelum Anjani menjadi seekor monyet, dia adalah salah satu penari surgawi Indra (Apsara). Suatu hari Rsi Angiras sedang duduk di istana Dewa Indra dengan meditasi mendalam, memperhatikan tariannya. Ketika tariannya selesai, Anjani mengejeknya dengan berkata, '”Lihatlah, orang tua, apakah Anda tidak menikmati tarianku? Bila Anda menikmatinya, harus mengatakannya dengan jujur kepadaku.” 


Rsi Angiras menjawab, “Sayangku, aku tidak mengagumi kesenianmu, tetapi kesenian lah yang telah menciptakanmu, sehingga membuatmu ingin menari. Anjani merasa kesal, dan berkata kepadanya, “Apa engkau tahu tentang tarian? Kau sendiri tidak memiliki bakat seni!” Sayangnya tidaklah bijaksana menghina seorang Rsi. 


Rsi Angiras menjawab, “Oh, begitu? Baiklah, apakah kamu ingin melihat sesungguhnya bakat seniku? kalau begitu, jadilah seekor monyet betina!” Selanjutnya Anjani menyadari apa yang telah diperbuatnya. Namun sudah terlambat, kutukan seorang Rsi harus selalu menjadi kenyataan. Memohon ampun adalah satu-satunya hal bisa ia lakukan.


Rsi Angiras, setelah hatinya mampu dilunakkan oleh permohonan yang mengiba, akhirnya mengubah kutukannya. “Engkau, akan menjadi ibu seorang dewa monyet abadi, dimana ketenarannya akan bertahan selama Matahari, serta Bulan bertahan.”


Sebenarnya kutukan seorang Rsi selalu merupakan berkah tersembunyi. Kutukan tersebut akan mengubah Anda menjadi lebih baik, bahkan tidak diragukan lagi, sama halnya seperti kutukan itu mampu mengubah Anjani. Tanpa kutukan itu, dirinya tidak akan pernah menjadi ibu dari makhluk begitu agung. Anjani lahir di bumi sebagai seekor monyet betina, tetapi masih memiliki ingatan akan kehidupan masa lalunya. Sebelum turun ke Bumi, Angiras telah memberinya petunjuk tepat, bagaimana cara memuja Dewa Siwa. Ketika elang itu terbang, serta menjatuhkan prasada ritual Putra Kameshti Yajna ke tangannya, ia tidak menyadari apa itu, atau dari manakah asalnya, tetapi menganggapnya sebagai prasada Dewa Siwa, kemudian memakannya. Inilah yang mampu dilakukan oleh kekuatan iman terhadap Anda.

Merancang Keberuntungan 

Guru kami pernah mengajarkan beberapa hal tentang hubungan Monyet dan Saturnus untuk melancarkan usaha. Apabila bila Anda masih memiliki sumur terutama didepan rumah. Dengan membakar sedikit dupa di sana setiap hari dan tunggu. Maka seekor monyet akan datang dalam empat hari kemudian. Kemudian tawarkan padanya roti gandum, atau roti tanpa ragi serta segumpal gula tebu mentah. Monyet tersebut akan menggigit roti itu, kemudian menghilang, maka bisa dipastikan dalam sebulan hidup Anda, menjadi sukses melalui perdagangan dengan untung luar biasa. Ritual ini bisa dilakukan dimana saja, Meskipun Anda bertempat tinggal jauh dari hutan seperti di Denpasar misalnya, atau daerah tidak ada monyet sejauh bermil-mil.


Seorang guru spiritual sejati, bila bersedia menggunakan bahkan satu dari berbagai “keahliannya” untuk keuntungannya sendiri, mungkin bisa dengan mudah mendatangkan kekayaan untuk dirinya sendiri seperti beliau “hasilkan” untuk orang lain. Namun sebaliknya, para guru ini cenderung selalu kekurangan uang tunai. 


Kami pernah mendesaknya, memohon, serta membujuk untuk menang dalam penjualan saham. Beliau menjawab dengan keras, ”Jangan pernah mencoba menjebakku seperti ini, atau kamu sudah bosan hidup, terlepas apakah kamu anak spiritual saya atau bukan!


Bahkan kami juga mengisyaratkan bahwa mungkin itu di luar kemampuannya. Akhirnya beliau kehilangan kesabarannya dan berkata, “Kamu berpikir aku tidak bisa melakukannya, bukan? Baiklah, aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana aku bisa melakukannya. Kamu harus mengambil lima saham berbeda, sehingga akan memperoleh lima kali keuntungan menjualnya.”

Orang tua itu menjelaskan secara rinci bagaimana setiap saham akan naik juga turun, begitu juga jam berapa harus membeli serta menjualnya. Mungkin Anda tidak percaya, tetapi kelima saham tersebut  memang memberikan hasil menguntungkan seperti ramalannya. Tentu saja beliau mampu melakukannya melalui cara memaksa alam untuk melakukannya sesuai keinginannya. Tentu saja membuatnya bertanggung jawab atas karma terlibat dalam mengatur berbagai hal, sehingga saham-saham tersebut akan memberikan keuntungan. 

Antara Uang Dan Bhakti

Tetapi mengapa kami harus merepotkan orang tua tersebut melalui hal-hal sepele seperti itu? Meskipun berurusan dengan karma seperti itu, merupakan hal mudah baginya, tetapi lebih baik baginya berurusan dengan itu sebagai berkah melalui keinginannya sendiri untuk kami, bukan karena permintaan pribadi kami. Bagaimanapun, pertukaran yang adil bukanlah perampokan.


Tahukah Anda, kebanyakan orang menemui orang suci untuk meminta uang, menghukum musuhnya, atau menikahkan anaknya, atau apapun, tetapi mereka semua bodoh. Tapi kenapa begitu? Ketika seorang suci telah meninggalkan seluruh keduniawian, bagaimana bisa membantu seseorang dengan masalah-masalah keduniawiannya? Kami juga sama bodohnya pada awalnya. Guru kami pernah bertanya kepada, setidaknya dua kali. apakah kami lebih menyukai memiliki uang, atau pengabdian kepada Tuhan, dan kami selalu berkata, “Uang!” Karena kami pikir, bila memiliki banyak uang, kami bisa membeli apapun yang saya butuhkan.


Pada suatu hari kemudian, ketika kami bersamanya lagi, Beliau menanyakan pertanyaan yang sama. Ketika kami memberinya jawaban yang sama, ia menjadi begitu sangat murka sampai menampar kami. Tapi entah bagaimana tamparan itu mengubah cara berpikir kami, sejak hari itu ketika seseorang bertanya apa yang diinginkan, kami selalu berkata, “Bhakti!” karena bila kami memiliki pengabdian sejati, Tuhan akan menyediakan apapun yang kami butuhkan.

Kesimpulan
Kisah kelahiran Anjaneya, atau Hanuman, adalah cerita penuh dengan makna spiritual. Lahir dari berkah dua Rsi, Angiras dan Rishya Shringa, serta iman kuat ibunya, Anjani, Anjaneya menjadi simbol kekuatan, kesetiaan, juga kebijaksanaan. Meskipun tidak disebut dalam Weda, Anjaneya memainkan peran penting dalam epik Ramayana sebagai jantung Rama. Kisah ini mengajarkan kita tentang kekuatan iman, serta pengabdian. Anjani, awalnya adalah seorang Apsara, dikutuk menjadi monyet betina oleh Rsi Angiras. 

Namun, kutukan ini ternyata adalah berkah tersembunyi, karena Anjani menjadi ibu Anjaneya, makhluk yang kesaktiannya tidak terbatas. Anjaneya lahir karena berkah prasada ritual Putra Kameshti Yajna yang diberikan oleh Rishya Shringa, sementara Rama beserta saudara-saudaranya lahir dari prasada yang dibagi. Ini menunjukkan bahwa berkah spiritual utuh mampu menciptakan kekuatan luar biasa. 

Anjaneya juga mengajarkan kita tentang pengabdian sejati. Sebagai pelayan Rama, Anjaneya menunjukkan kesetiaan, juga kebijaksanaan melampaui batas. Kisah ini menginspirasi kita untuk memahami bahwa iman, serta pengabdian mampu membawa kita kepada kekuatan spiritual tak terbatas. Dengan memahami, serta menerapkan pelajaran dari kisah Anjaneya ini, kita bisa menciptakan kehidupan penuh kebijaksanaan, juga harmoni.

Post a Comment

0 Comments